Setiap hari harus nambah kebaikan. Itu adalah prinsip seorang mukmin. Membuat target untuk pencapaian-pencapaian positif merupakan langkah yang sangat didorong dalam Islam. Karena memang harus demikian. Memiliki target jauh lebih baik daripada hidup mengalir seperti air. Pertama, dengan mengalir saja, kita tidak tahu nanti muaranya kemana. Apakah bermuara pada satu tempat yang bersih ataukah kumuh. Kedua, yang namanya mengalir itu dari atas ke bawah. Tidak mungkin sebaliknya. Padahal, yang kita inginkan adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Tentu saja langkahnya menaik.
Bahkan setiap waktu harus nambah kebaikan. Tidak hanya dalam timeframe harian, tapi menit bahkan detik. Karena memang demikianlah Allah Taala dan Rasul-Nya mengajarkan kita untuk senantiasa perhatian dengan waktu. Untuk apa waktu kita habiskan. Jika tidak memberikan manfaat, ya sudah tinggalkan.
[من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه]
ص21 – شرح كتاب الإبانة من أصول الديانة – من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه – المكتبة الشاملة الحديثة
“Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat buatnya”
Meninggalkan yang tidak bermanfaat – dijadikan oleh Rasul sebagai indikator baiknya keislaman seseorang. Lagi-lagi masalah waktu. Artinya, Rasul ingin agar kita perhatian untuk apa waktu kita habiskan. Jika bermanfaat untuk urusan akhirat atau dunia, lakukan. Jika tidak mendatangkan manfaat, maka silahkan tinggalkan saja.
Yang berat sejatinya dalam meninggalkan kesia-siaan adalah rasa sungkan kepada teman dan orang-orang sekitar. Tentu berat saat semua circle kita melakukan aktivitas sia-sia, lantas kita menyendiri melakukan hal lain. Oleh karena itu, untuk memudahkan kita beramal kebaikan, hendaknya mencari lingkungan yang positif. Mencari teman yang hobi mengisi waktunya dengan aktivitas yang manfaat.
Semoga kita diberikan kemudahan oleh Allah untuk terus beramal shaleh dan dikelilingi oleh orang-orang shaleh.
Penyusun: Akh Radikal Yuda , S.E., M.Sc