Nak, ingatlah pesan Ibu ini. Sekalipun engkau nanti menjadi seseorang yang sukses, punya penghasilan besar, kaya raya, tinggi jabatannya, ingatlah selalu bahwa itu semua hanyalah titipan. Semua pencapaian itu tak menjadi ukuran di mata Allah, Nak.

Ingatlah pula Nak, jangan sekali-kali engkau lupakan Allah. Perbaiki ibadah dan hatimu. Itu yang penting, Nak. Hatimu yang baik akan menggiring langkahmu untuk senantiasa berbuat dan mendahulukan kebaikan. Jangan pernah relakan hatimu yang baik diganti dengan pencapaian-pencapaian tersebut. Tapi sebaliknya jadikan itu semua sarana agar engkau lebih banyak lagi menebar kebaikan.

Dekatkan dirimu kepada Allah. Di sanalah letak kebahagiaanmu, Anakku. Aset fisik mungkin membawa bahagia padamu. Tapi sifatnya semu. Lagi pula, sampai dimanakah harta dan jabatan itu kan kau nikmati. Saat tubuhmu nanti menua, mobil mahal dan rumah besar itu tak lagi kau butuhkan. Bahkan saat menggunakannya tak ada lagi kenikmatan. Maka, dekatkan dirimu kepada-Nya. Karena kenikmatan yang hakiki ada pada hati yang senantiasa tertaut kepada Allah, kepada Ibadah, kepada Masjid, dan menempuh jalan-jalan kebaikan.

Namun sekali lagi Nak. Akan berat bagimu untuk melakukan itu semua jika hatimu penuh dengan dosa dan maksiat. Maka sesungguhnya perjuanganmu untuk menebar kebaikan yang banyak itu dimulai dengan perjuanganmu untuk membereskan masalah-masalah yang ada pada hatimu.

Ingat ya Anakku, Allah sudah bilang,

وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَىٰ

“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun” (QS. Saba’: 37)

Yang bisa mendekatkanmu kepada-Nya adalah dengan hati dan amalan kebaikanmu.

Aspek fisik bukanla ukuran di sisi Allah. Bukan keindahan rupa dan kemahiran retorika. Bukan banyaknya harta dan tingginya kedudukan di mata manusia. Itu semua tak kan berguna hingga si orang tersebut memiliki hati yang baik dan amalan shalih yang ikhlas.

Bisa jadi seseorang itu tampilan fisiknya kumuh, saat dia mengetuk-ngetuk pintu seseorang, ia direndahkan dan terusir, tapi tatkala ia berdoa kepada Allah. Doanya langsung kabulkan oleh Allah. Manusia mungkin tak cinta padanya. Tapi Allah sungguh amat cinta kepada hamba ini.

Itulah pesan Ibu Nak. Jadikan pencapaianmu tersebut sebagai sarana bagimu untuk menjadi hamba yang mendapatkan cinta Allah. Jika itu sudah engkau dapatkan, maka sisanya mudah. Allah Yang Maha Kuasa sangat mudah jika ingin membuat hati manusia lainnya sayang dan cinta juga padamu. Mudah bagi Allah untuk menambah kesuksesanmu sebagaimana mudah bagi Allah untuk menghancurkan usahamu dalam sekejap mata.

Nak, ingatlah pula hadits yang diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir -radiyallahu’anhuma- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)

Wahai Anakku, kebanggaan Ibu.

Semoga engkau pun tetap meninggalkan kebaikan sekalipun nanti engkau telah tiada.

Radikal Yuda | Yogyakarta, 11 September 2021