Suatu siang saya dikontak seorang teman di Masjid. Bertanya ia pada orang yang bodoh ini, “Mas gimana caranya mengatur waktu ya? saya kok merasa banyak target-target yang tidak tercapai. Mas ada waktu ga, saya pengen ngobrol…

Siang itu saya masih bertemu dengan Pak Wasis, teman ngaji yang juga direktur dua perusahaan Batik dan DPJ. Kalian yang di Jogja pasti mengerti ini. Sosok yang cukup baik menghandle aktivitasnya. Hari sebelumnya, saat saya ke rumah beliau, ia tengah asyik mengerjakan tugas dari Mahad Darussalam (beliau progresif sekali, dulu selepas Mahad Ilmi, dia ga selesai disana aja, tapi lanjut belajar lagi di mahad ini) katanya ada tugas Musthalah Hadits.

Selepas bertemu dengan Pak Wasis. Saya buru-buru ke Masjid Pogung Dalangan, di sana pada akhirnya kami janjian dan berdiskusi. Saya tahu benar, saya bukan orang yang bisa membagi waktu dengan baik. Jikalau bukan karena berulang kali beliau meminta waktu. Saya tidak akan mau. Kali ini, sekali saja tidak apalah. Sekedar sharing saja….

Masuk ke poinnya.

Saya teringat soal materi yang saya bahas saat kegiatan Majeedr beberapa pekan yang lalu, saat mereka tengah mengadakan semacam Camp upgrading untuk para pengurusnya. Belajar rentetan hard dan softskill, salah satunya time management.

Bagian 1 Urgensi waktu

Banyak kisah dan cerita yang memperlihatkan kepada kita bagaimana dulu para salaf sangat baik membagi waktu mereka. Khususnya untuk belajar agama. Belajar ilmu syari. Banyak sekali-sekali nash-nash yang mendorong seorang mukmin untuk mengelola waktunya dengan baik. Bahkan Allah Taala sendiri juga kerap kali menggunakan waktu sebagai objek sumpahnya. Berikut dalil-dalilnya yang dapat kita simak….

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. Al-Ashr: 1-3)

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS. al-Mukminun:115).

Allah Ta’ala berfirman

وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ

dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. (QS.Yunus : 61).

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. (HR Bukhari, no. 5933).

Seorang mukmin harus itu disiplin mengelola waktu. Jika selesai satu pekerjaan bersegera ke pekerjaan selanjutnya. Allah Ta’ala berfirman:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS.As-Syarh : 7).

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:

اِبْنَ آدَمَ إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ

Wahai Ibnu Adam (manusia), kamu itu hanyalah (kumpulan) hari-hari, tiap-tiap satu hari berlalu, hilang sebagian dirimu

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:

اِبْنَ آدَمَ إِيَّاكَ وَالتَّسْوِيْفَ فَإِنَّكَ بِيَوْمِكَ وَلَسْتَ بِغَدٍّ فَإِنْ يَكُنْ غَدٌّ لَكَ فَكُنْ فِي غَدٍّ كَمَا كُنْتَ فِيْ الْيَوْمَ وَإِلَّا يَكُنْ لَكَ لَمْ تَنْدَمْ عَلَى مَا فَرَّطْتَ فِيْ الْيَوْمِ

Wahai anak Adam, janganlah engkau menunda-nunda (amalan-amalan), karena engkau memiliki kesempatan pada hari ini, adapun besok pagi belum tentu engkau memilikinya. Jika engkau bertemu besok hari, maka lakukanlah pada esok hari itu sebagaimana engkau lakukan pada hari ini. Jika engkau tidak bertemu esok hari, engkau tidak akan menyesali sikapmu yang menyia-nyiakan hari ini

Bagian 2 Tips Menjaga Produktivitas Waktu

Terdapat kaidah penting yang harus kita camkan dalam dada terkait dengan kemana waktu-waktu kita berlalu.

ونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا اشتغلتك بالباطل

Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil)

Setidaknya ada 6 poin yang dapat kita highlight dalam mengelola waktu yang kita miliki. Kali ini mungkin akan saya sebutkan saja, tanpa disertai penjelasan panjang lebar. Karena hal ini seperti makanan sehari-hari yang bukannya kita ga tahu, hanya saja kita seringkali lupa dan butuh sesekali diiingatkan.

  1. Tentukan priotitas
  2. Buat Target dan Program
  3. Buat To Do List
  4. Tidak menunda-nunda pekerjaan
  5. Membiasakan diri mulai kerja lebih awal
  6. Tentukan deadline personal

Sebuah pesan yang terdapat dalam Quran yang seringkali kita lupakan dan kita abaikan adalah pentingnya membuat rencana kerja. Kita harus perhatikan apa yang harus kita lakukan ke depan. Baik Jangka pendek dan jangka panjang

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ)

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Hasyr: 18)

Misal: kita menargetkan bahwa selama kuliah S1, selain IPK bagus, kita punya target punya kompetensi bahasa Inggris IELTS skor 7.0 + harus bisa baca kitab gundul. Maka kita harus rencanakan bagaimana aktivitas keseharian yang harus kita jalankan agar target tersebut satu demi satu anak tangga bisa terwujudkan.

Selain itu. Untuk mengevaluasi diri, kalo bisa kita punya diari. Tuliskan disana target kita, harian, dan ceritkan gimana evaluasinya. Isi diarinya bukan sekedar cerita yang isinya seputar curhat saja.

Biasakan juga agar senantiasa me-mapping kegiatan kita minimal untuk satu bulan ke depan. Seperti pada gambar berikut ini. Sehingga kita bisa tahu, kapan ada agenda ini, kapan harus begitu, dan kapan waktunya untuk menyelesaikan ini dan itu. Jika kita sudah tuangkan dalam catatan seperti ini, itu akan sangat memudahkan untuk meminimalkan ada agenda-agenda yang terlewatkan.



Selain itu, agenda bulanan itu harus diturunkan menjadi agenda harian. Di sinilah titik kritisnya, dimana kita bisa mengatakan suatu agenda itu terlaksana ataukah tidak. Agenda harian ini kita susun bisa berdasarkan agendanya, atau berdasarkan waktunya. Kalo saya pribadi lebih senang menyusunnya berdasarkan waktu. Time-based activities. Artinya saya tahu jam sekian ngapaian, jam segitu ngapain. Lebih tertata dan menjaga kita konsisten untuk menjaga waktu agar tidak terbuang percuma. Contohnya begini

Demikian dulu ya teman-teman. Hehe, kapan ada waktu bisa kita diskusikan lagi. InsyaAllah

Disusun oleh : Radikal Yuda Utama
@Desa Blimingan, Sukoharjo | Sabtu, 04 Januari 2020