Setiap hembusan nafas adalah momen penting hidup anak manusia. Ada tarikan dan helaan nafas tersebut sebagai sinyal bahwa pintu untuk kembali dan bertaubat masih terbuka. Apa yang membuat kita terus saja menunda? Apa yang membuat kita saja terus optimis, bahwa akan ada hari esok? Akan terus ada cahaya pagi mentari di ufuk timur, pertanda hari baru dimulai kembali? Yakinkah kita masih memiliki jaminan akan kesempatan? Tidak. Sama sekali tidak.

Allah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 185, “Tiap-tiap yang bernyawa pasti mati. Dan sesungguhnya hanya pada hari kiamat saja disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah sangat beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya”

Kita sungguh-sungguh tidak tahu kapan. Benar! kapan jatah hidup akan diputus dari jiwa. Tidakkah kita menyaksikan betapa banyak yang sehat bugar, tiba-tba lemah tak berdaya. Betapa banyak yang telah menaruh panjangnya cita-cita dan angan dunia, tiba-tiba, nyawa terenggut  menghilangkan harapan. Tidak pula kita merenung betapa banyak yang bergelimang harta, tiba-tiba, semuanya menjadi tidak berguna tatkala panggilan ajal itu telah tiba.

Kita? benar! kita, siapa lagi! Amalan ini akan dihitung. Dosa pun akan dihisab. Seberapa impas timbangan tersebut? dosa kita tentu lebih banyak. Lumuran maksiat, tiap hari, tiap saat, melarutkan pahala-pahala, tertimbun catatan dosa. Malaikat pencatat amal buruk, tampak jauh lebih sibuk, terus mencatat amal-amal buruk kita. Kapan kita akan sudahi? menyudahi masa-masa kelam yang semakin menjerumuskan…

Surat Al Jumuah ayat 8, Allah berfirman, “Sesungguhnya kematian itu akan menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada Dzat yang mengetahui ghaib dan nyata, lalu Dia beritakan kepada kalian apa yang telah kerjakan”

Berita tersebut, dituliskan oleh jurnalis utamanya, kita sendiri. Kapan? sekarang! Di dunia, dimana momennya beramal dan tidak ada hisab. Sebaliknya nanti, di Akhirat, waktunya hisab dan tidak ada lagi amal.

****

Radikal Yuda | @Markaz Muslim Plus, Yogyakarta