#Hancurnya kelezatan dunia karena ingat mati.

Malam ini kami mengunjungi salah seorang jamaah Masjid Pogung Dalangan. Beliau baru saja pulang dari rumah sakit. Diagnosa dokter paru-paru basah. Dari paru-parunya tersebut disedotlah air lebih kurang 2 liter. Air tersebut berwarna seperti teh. Bisa anda bayangkan? sedotnya manual menggunakan jarum  hingga 40 kali sedotan.

Beliau bapak Kabir yang telah berusia di atas 70 ini, mengatakan, “Saya merasa apa yang saya lakukan (beribadah) ini masih kurang, sekiranya bekal ini telah cukup, saya rela jikalau Allah Taala telah menghendaki saya untuk menghadapnya, namun saya berdoa untuk kesehatan ini, tidak bertambah buruk, atau setidaknya bertahan. Bukan apa-apa, semoga saya bisa terus menambah amal ibadah saya jikalau sewaktu-waktu harus menghadap-Nya..”

Kami terenyuh. Batin saya berkata, “Betapa jeleknya saya yang lupa akan perkara ini…”

Bagaimana dengan kita? anak muda? sudah siap?

Jangan salah baca lho ya. “Sudah siap mati?”, bukan “Sudah siap menikah?”

Seorang pengurus masjid, sudah sepuh, yang pastinya amal ibadahnya lebih banyak dari kita terus saja menambah amal kebaikannya. Kenapa? karena kita tidak tahu kapan kita akan di panggil menghadap-Nya.

Jangan tunggu besok ya, apalagi tunggu hari tua untuk beramal shalih. Terlambaat

Ingatlah! sekali lagi ingatlah KEMATIAN kan mendatangi kita semua. Nabi bersabda,

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ

“Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur kelezatan”.

 

 

Artikel : muslimplus.or.id