Manusia!
Pernah berfikir
siapa penciptamu?
siapa yang memberikan rezeki?
siapa yang memudahkan urusanmu?
siapa yang menghadirkan untukmu kebahagiaan?
Pernah tidak bertanya,
untuk apa Pencipta menciptakan saya?
apakah saya memahami dengan baik tujuan tersebut?
sudahkah saya melaksanakan hidup untuk tujuan tersebut?
Jika belum, kapankah kita akan mulai menjawab satu per satu pertanyaan tersebut? Terlalu berhargakah waktu kita untuk tujuan “yang sebenarnya” dari hidup ini? lantas kenapa kita tidak mulai belajar untuk mencari jalan dan “strategi” agar tujuan tersebut kita raih?
Jika sudah, sudahkan kita menjawab pertanyaan selanjutnya, sudah benarkah “cara” yang kita lakukan? sudah ikhlaskah kita melaksanakannya ataukah sekedar memenuhi kewajiban tanpa “melibatkan” segenap hati dan jiwa kita di dalamnya?
Masih adakah yang berkata, “Peduli amat, yang penting kan shalat..!!” Nah, ini masalah pertama yang perlu di klarifikasi, ketika kita mengakui bahwa ad-Din al-Islam adalah agama yang tegak di atas fondasi ilmu dan wahyu. Pertanyaan pertama-pertama yang perlu dilontarkan adalah “Bagaimana Rasulullah melakukanya? bagaimana ilmunya?”
Jangan ikut-ikutan. Okee deh, mungkin di awal kita ikut -ikutan shalat. Tapi kita harus bertanya untuk selanjutnya, kenapa kita harus shalat?
Apasih tujuan besarnya? kenapa kita diciptakan ?
Jawabannya ada di dalam surat adz-Dzariyat ayat 56, ketika Allah mengatakan, “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku”
Untuk sampai kepada tujuan tersebut, manusia akan selalu di uji. Kaya ujian. Miskin ujian. Musibah ujian. Istri dan anak ujian. Kuliah ujian. Teman ujian. Lingkungan ujian. Pekerjaan ujian. Tetangga ujian. Uang ujian. Mobil ujian. Dunia ini semuanya ujian.
Ya, betul. Ujian untuk melihat siapakah di antara hamba-hamba-Nya yang benar-benar Ikhlas mengharapkan wajah-Nya. Apakah dunia yang hina menggelincirkannya?
yang namanya ujian, ada yang lulus ada pula yang tidak tidak. Tergantung hamba yang telah diberikan kewenangan untuk mengambil setiap keputusan dalam hidupnya.
Haluan dan garis besar hidup manusia sudah jelas. Mana yang boleh. Mana yang tidak. Mana benar. Mana yang salah. Mana jalan kebenaran. Mana jalan kesesatan.
Tinggal pilih, belok kiri atau belok kanan? Berani ataukah tidak? Mau ataukah tidak?
Yang senantiasa mengharapkan ampunan-Nya
Radikal Yuda Utama
@Ciamis, Jawa Barat.