# Mencampuri kejahatan dengan kebenaran, agar tersebut di terima oleh manusia
Di antara bentuk perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat jahiliyah adalah mencampur adukka kebenaran dengan kebatilan.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Syarah Masail Jahiliyah oleh Syaikh Fauzan-Hafizahullah- bahwa perbuatan seperti ini adalah perbuatan orang-orang Nasrani dan Yahudi. Karena mereka ingin ‘melariskan’ kebatilan di tengah-tengah manusia.
Ya, tentu saja jika kejahatan, kebatilan, kemaksiatan, dosa, dan kesalahan itu ditampilkan dengan murni sebagai kejahatan, orang akan jelas-jelas menolak untuk mengikutinya. Namun jika kebatilan tersebut dicampur dengan kebatilan masyarakat akan mudah tertipu. Terlebih dengan kebiasaan masyarakat kita yang cepat mengambil kesimpulan dan enggan mentelaah sebuah informasi, akhirnya kebatilan tersebut dipandang benar dan layak untuk diikuti.
“Ini kan benar..”
“Benar juga ya apa yang mereka sampaikan…”
“Ambil saja benarnya..”
“Serap aja hal-hal positifnya..”
Yang menjadi keliru adalah ketika seseorang menelan mentah-mentah kebatilan yang telah bercampur dengan kebenaran tersebut, dan mengambil semuanya. Namun, yang seharusnya adalah melakukan telaah mana yang benar, mana yang salah. Yang benar, kita ambil. Yang salah kita tinggalkan.
Namun masalah memilah dan memilih tersebut hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berilmu. Makanya kewajiban kita saat tidak tahu adalah bertanya kepada Ustadz dan Ulama yang berhujjah dengan al-Quran dan as-Sunnah serta beragama dengan agamanya para salafus shalih.
Tanpa ilmu seseorang akan mudah ketipu. Itulah yang terjadi pada kita orang-orang awam. Orang awam disini bukanlah orang yang tidak berpendidikan. Namun, awam terhadap disiplin ilmu tertentu. Meskipun bapak A dikenal sebagai fisikawan, namun jika ia tidak belajar agama, maka ia adalah awam dalam masalah agama. Begitu juga, insinyur yang tak mengerti agama, maka ia adalah awam dari sisi agama. Maka ilmu itu harus diambil dari mereka yang benar-benar berada pada bidangnya, plus mengamalkan ilmunya dengan penuh ketakwaan.
….
Faidah dari kitab syarah masail jahiliyah hal. 279-280
Ust. Aris Munanadar – Hafizahulllah.
Disusun oleh: Radikal Yuda
@Pogung Dalangan