*# Beragama bukan berdasarkan perasaan, tapi berdasarkan dalil dari Quran dan as-Sunnah*
Tidak kurang dari tiga miliar penduduk bumi, maka sebanyak itu pula perasaan yang ada. Maka, jikalau agama berdasarkan perasaan, maka susah untuk mencari acuannya. Orang punya perasaan yang berbeda-beda.
Namun, dalam beragama kita mengacu pada tuntunannya Allah Taala dan baginda Rasulullah. Kita mengikuti bagaimana metode beragama para sahabatnya. Itu yang benar.
Islam agama yang sempurna, tidak perlu ditambah atau dikurangi. Meskipun kita berpikir , “Ah ini kan baik, ya mari kita ibadah…”. Kita perhatikan bahwasanya setiap amalan yang memang tidak dicontohkan oleh Baginda Rasulullah, pasti amal tersebut di tolak.
Dan Allah telah menyebutkan dalam firman-Nya :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu…” (QS. al-Maidah: 3)
Semua amalan dan bentuk ibadah, telah di ajarkan oleh Rasulullah. Ya, kita tinggal mencontohnya dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Toh, meskipun kita telah berusaha keras mengamalkan semuanya, pasti juga ada yang belum sepenuhnya kita kerjakan. Sehingga, kita berpikir, amal yang dituntunkan saja masih ada yang belum kita lakukan, ngapain cari-cari yang baru lagi?
So, hanya capek saja yang diperoleh, amal tersebut akan di tolak. Islam punya dua sumber utama Quran dan Hadits, kalo ada apa-apa, maka kembalikan semuanya pada dua sumber tersebut. Itulah Islam.
Allah Taala berfirman
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali ‘Imran:85)
Mari kita bersama-sama belajar. Terkadang kita sedikit dilema dengan kondisi yang ada. Banyak orang merasa benar dengan apa yang dilakukannya, tanpa belajar. Semoga Allah bukakan hati kita untuk senantiasa menerima kebanaran.
Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ﴿٥٧﴾ قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (al-Qur’ân) dari Rabb-mu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Dengan karunia Allâh dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.’ (QS. Yunus:57-58)
Terakhir bacalah al-Quran. Tadabburi apa kandungannya. Mudah-mudahan hati kita menjadi luluh kembali.
Semoga bermanfaat
Radikal Yuda
Artikel : muslimplus.or.id
______
Join BC Nasihat WA
Simpan no 089620688585
(Ketik) BC_Nasihat (Kirim ke) nomor tersebut