# Meneguhkan hati menempuh jalan yang mendaki dengan tawakal optimal kepada Allah

Terkadang kita harus menarik nafas panjang dan menghelanya dalam-dalam, berharap agar hati terasa lapang saat usaha belum membuahkan hasil.

Terkadang pula, seorang bapak atau suami, harus berbesar-besar jiwa saat ternyata kebutuhan keluarga tak tertutupi dengan tetasan keringat saat bekerja. Tetap saja pasar lebih besar dari pada tiang.

Namun tahukah kita? tatkala kondisi sempit dan sulit melanda, saat itu pula Allah akan bukakan pintu-pintu kemudahan baginya. Seringpula, kondisi sempit adalah kendaraan yang membuat seorang insan semakin dalam tawakalnya. Semakin ia menyandarkan diri kepada Allah Taala. Berharap akan ada rezeki dari pintu-pintu lain yang bisa menutupi lobang-lobang yang menganga.

InsyaAllah ada jalan bagi mereka yang mau terus berusaha. Bertekad bulat dalam berusaha. Allah Taala berfirman,

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakal lah kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal (kepada-Nya) (QS. Ali-Imran :159)

Lelaki sejati pantang mundur meski jalan yang dilalui mendaki. Semakin berat rute, semakin sedikit yang mampu. Itu akan menjadi seleksi alam bagi siapapun yang tidak sabar dan tidak mampu menahan diri. Semakin terlihatlah, siapa yang tangguh siapa yang rapuh.

Rasulullah bersabda,

إِنَّ أَطْيَبَ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ

Sungguh sebaik-baik rizki yang dimakan oleh seorang laki-laki adalah dari usahanya sendiri (yang halal)” (HR. At-Tirmidzi no. 1358)

Coba lakukan beberapa kiat berikut :

1 – Renungi setiap usaha yang kita lakukan.

Menghayati sebuah pekerjaan itu penting. Jangan ukur sekedar fisik, tapi pikir lebih dalam. Apa ibrah dibalik pekerjaan yang kita lakukan tersebut. Bisikkan ke dada kita, “Ya Allah, ini bentuk tawakal kami kepada-Mu, terimalah dan berkahilah…”

2 – Jadilah pribadi yang amanah. Dahulukan kinerja yang bagus, baru lihat ouputnya.

Jangan langsung pikirkan perihal upah atau gaji. Tapi pikirkan pertama, bagaimana kita bisa amanah dengan pekerjaan dan menyelesaikannya dengan baik.

3 – Bersikap ramah terhadap siapapun meskipun ada beban berat dipundak

Jangan perlihatkan keluh kesah kita kepada manusia. Karena tiada guna. Dahulukan Allah dalam segala aktivitas kita. sebelum keluh itu terasa, Allah telah dahulu mengetahuinya. Maka hanya kepada Allah lah setiap pengaduan itu kita sampaikan. Tetaplah ramah dan memberikan seutas senyum, selain menjadi sedekah, hal itu akan membuat pikiran kita jadi lebih positif.

 

Penyusun : Radikal Yuda

artikel : muslimplus.or.id

@Pogung Lor, yogyakarta