Khilaf dan salah memang letaknya pada diri manusia. Jatuh pada lobang yang sama pun kerap terjadi. Bukannya seseorang tidak tahu bahwa itu salah atau ini benar. Namun, dorongan nafsu dan lingkungan membuatnya jatuh kembali. Termasuk melakukan kemaksiatan yang kecil sampai maksiat yang menjijikkan. Apa yang terjadi selepas itu? Alhamdulillah, jika masih ada rasa penyesalan. Pupuklah lah terus rasa bersalah tersebut. Menyesal kepada Allah. Tekadkan dikemudian hari, kejadian hari itu adalah mimpi buruk yang tak akan terulang lagi.
Setiap orang akan di uji. Apakah dengan musibah, ujian dan cobaan berupa kesmiskinan, kesulitan, kesedihan, kekurangan makanan dan kesempitan. Sebaliknya, kemewahan, kenikmatan, harta, anak, lingkungan juga musibah dan ujian. Dan poin kedua ini, lebih banyak menjatuhkan kita pada kehancuran.
Allah Taala berfirman :
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. al-Ankabut:3)
Begitulah. Ujian dan cobaan akan memperjelas keadaan seseorang, siapa yang benar hatinya, dan siapa yang hanya berpura-pura.
dan Allah pun berfirman :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah:216)
Tatkala sakit dan perih merundung jiwa kita. Banyak masalah dan kesalahan yang kita lakukan. Cobalah untuk tetap bangkit. Kembali bersujud memohon ampunan Allah Taala.
Allah Taala berfirman
مَآأَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَفِي أَنفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيرٌ {22} لِكَيْلاَ تَأْسَوْا عَلَى مَافَاتَكُمْ وَلاَتَفْرَحُوا بِمَآ ءَاتَاكُمْ وَاللهُ لاَيُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ {23}
Tiada satu pun bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. al Hadid : 22-23)
Berputus asa karena merasa telah melakukan sesuatu yang sangat-sangat buruk di hadapan Allah, sekali-kali tidak boleh ada dalam kamus seorang muslim.
Jangan lupa untuk terus berdoa kepada Allah.
- agar dosa kita dulu dan akan datang di ampuni
- agar kita diberikan kekuatan untuk meninggalkan keburukan tersebut selamanya
- agar kita diberikan keistiqomahan dalam berbuat kebaikan
Ingat kisah Rasulullah tatkala akan terjadinya perang badar, jumlah kaum muslimin yang sama sekali tidak sebanding dengan jumlah musuh. Maka Rasulullah pun berdoa dengan doa yang lama.
Abu Bakar pun berkata untuk menyemangati beliau: “Allah tidak akan menyia-nyiakanmu sedikit pun, wahai Rasulullah,” dan kemudian turunlah pertolongan dari Allah melalui firman-Nya
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلاَئِكَةِ مُرْدِفِينَ
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankanNya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. (QS. al Anfal : 9)
Penyusun : Radikal Yuda
@Pogung Lor, Yogyakarta