Hidup dengan menjadikan nafsu dan pikiran pribadi sebagai tolak ukur kebenaran adalah sebuah kekeliruan. Bagaimana mungkin menyamakan standar baik dari jutaan kepala manusia? Tentu saja tidak bisa. Ungkapan-ungkapan, “Kan yang saya lakukan ini baik..” “Ini kan bermanfaat…” “Ini kan sebuah kegiatan yang positif…”  sepenuhnya tidak bisa diterima. Harus ada standar yang dilandaskan pada sesuatu yang jelas dan terjamin kebenarannya. Al-Quran dan As-Sunnah.

 

Kita seringkali tidak menyadari tidak semua perbuatan itu baik. Anggapan baik karena dorongan jiwa dan nafsu kita, kemugkinan besar terjerat dalam tipu dayanya setan. Setan membuat seakan-akan itu baik.

 

Allah Taala berfirman,

 

أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

 

“Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. al-Fathir:  8)

 

 

Terkait pada ayat

“Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik”

 

Dalam tafsir Ibnu katsir di jelaskan:

” Yakni seperti halnya orang-orang kafir dan orang-orang pendurhaka, mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk, sedangkan mereka mempunyai keyakinan bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah perbuatan baik….”

 

Maka, kebaikan adalah apa yang tertera pada Quran dan sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Sehingga akan kita tuai nilainya sebagai tabungan akhirat kita.

 

Muslim. Punya semangat untuk itu. Punya gairah untuk mewujudkan pundi-pundi kebaikan semasa hidupnya. Betapa tidak? Allah sungguh pemurah untuk mengganjar amal kebaikan manusia. Apakah kita masih tidak terdorong? Alangkah ruginya.

 

 

Dan dari Anas Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda :

 

مَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا ، كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةً ، فَإِنْ عَمِلَهَا كُتِبَتْ لَهُ عَشْرًا ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّـئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا ، لَـمْ تُكْتَبْ شَيْئًا فَإِنْ عَمِلَهَا ، كُتِبَتْ سَيِّـئَةً وَاحِدَةً.

 

Barangsiapa menginginkan kebaikan kemudian tidak mengerjakannya, maka satu kebaikan ditulis untuknya. Jika ia mengerjakan kebaikan tersebut, maka sepuluh kebaikan ditulis baginya. Dan barangsiapa menginginkan kesalahan kemudian tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis apa-apa baginya. Jika ia mengerjakan kesalahan tersebut, maka ditulis satu kesalahan baginya. (HR. Bukhari no. 162)

 

Penyusun: Radikal Yuda

@Masjid Pogung Dalangan

____________

www.muslimplus.or.id

Join (klik) t.me/muslimplus

Join BC Nasihat WA:

( Ketik)BC_Nasihat (kirim ke) 089620688585