time_1080

Dari Abdullah Ibnu Abbas (Semoga Allah meridhoi mereka berdua), dia berkata; Nabi bersabda: “Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang.”(Shahih Bukhari, no. 6412).

Tidak cukup bagi manusia untuk hidup mengalir saja. Dunia ini penuh dengan tantangan sehingga manusia haruslah menjadi seseorang yang bernilai lebih.

Orang yang memiliki kemuliaan ternyata tak lepas dari bagaimana mereka memanfaatkan waktu-waktu mereka. Karena waktu adalah pisau yang akan memutus berbagai harapan.

So, langkah awal yang perlu dijajal adalah berikan perhatian lebih bagaimana anda memanfaatkan waktu.

Terlebih waktu kosong. Bagi sebagian orang waktu kosong adalah momen untuk bisa sedikit bersantai. Sebagian lagi memandang waktu kosong adalah waktu unuk istirahat. Dan hanya sebagian kecil yang memaknai waktu kosong sebagai momen untuk mengakselerasi pencapaian. Tipe tipe terakhir inilah yang jempolan. Mereka sadar waktu kosong adalah nikmat untuk berbuat kebaikan lebih banyak, kesempatan untuk belajar lebih banyak, untuk bertaqarrub kepada Allah dengan berbagai aktivitas2 mulia. Bagi mereka sedetik yang berlalu haruslah punya nilai.

Tentu tidak mudah. Hawa mafsu dan rasa malas adalah sandungan yang kerap kali menjatuhkan banyak orang. Tak perlu menyebutkan contoh, begitu banyak kasusnya, bisa kita saksikan dengan mata kepala kita sendiri.

Tidak ada prinsip hidup, sudahlah, mengalir saja. Bukankah demikian ? Tentu saja tidak. Mindset jadilah air yang mengalir, sungguh tidak bisa dibenarkan untuk menganalogikan pembahasan yang satu ini.
Bukankah air itu mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah.?

Bila kita andaikan hidup kita ini ibarat ikan di lautan, maka ikan mati sajalah yang akan bergerak kemana ombak lautan bergerak. Hanya bangkai ikan saja yang tidak melawan arus. Mereka tidak lagi berenang karena sudah tidak bernyawa. Lantas akankah kita disamakan dengan bangkai ikan, jika hidup ini ikut arus saja?

Perhatikankah. Bagaiamana arus dunia telah membawa banyak orang terperosok dalam dalam kegelapan. Waktunya habis untuk kemaksiatan. Habis untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Padahal di antara tanda baiknya seorang muslim, ia meninggalkan apa yang tidak bermanfaat bagi dirinya di dunia, terlebih lagi di akhirat.

Wallahu’alam

Artikel : muslimplus.or.id
Hamba yang fakir,
Radikal Yuda utama

@Diantara awan awan – Airbus, Boeing  Citilink. Jog-Pku
21 Rabiul Awwal 1437 H