maxresdefault

Islam adalah agama yang indah, penuh dengan kesejukan, kententraman dan kedamaian.Tidaklah ada suatu syariat pun yang Allah ta’ala tetapkan di dalamya, melainkan di balik syariat tersebut terdapat hikmah dan kebaikan bagi setiap hamba yang mengamalkannya. Allah ta’ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS.an-Nahl:97)

Diantara syariat Allah tersebut adalah dakwah, yaitu menyeru manusia kepada kebenaran sesuai dengan petunjuk Allahta’ala dan rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sekilas Tentang Dakwah

Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim, sesuai dengan keadaan dan kemampuannya masing-masing, karena sejatinya dakwah tidak hanya di atas mimbar, namun lebih luas dari itu. Siapapun diantara kita, apapun status sosial, profesi dan jabatan kita, kita semua bisa berdakwah, dengan saling menasehati, berperilaku dan berakhlak yang baik, atau pun hanya dengan seuntai senyuman.

Sekiranya dakwah tidak disyariatkan, tentu saat ini kita tidak akan merasakan betapa manis dan indahnya Islam. Oleh karena itu, jika kita berharap generasi yang akan datang puluhan dan ratusan tahun kemudian juga merasakan manis dan indahnya Islam, maka hendaknya kita senantiasa berusaha mengamalkan ibadah yang mulia ini selama hayat masih dikandung badan.

Remaja Muslim di Negeri Tercinta

Jika kita merenung sejenak, melihat dan memperhatikan keadaan umat Islam saat ini, khususnya di negeri tercinta ini, maka akan banyak kita dapati saudara-sadara kita sangat jauh dari bimbingan agama, terlebih lagi para remaja muslim.

Tak sedikit dari mereka yang terperosok dalam jurang narkoba dan tenggelam dalam pergaulan bebas, sungguh sangat memilukan hati.Seandainya hati inidapat meneteskan air seperti mata, maka sungguh dada ini telah sesak dan penuh dengan air hati kesedihan.

Sebab Keburukan dan Kerusakan

Remaja muslim, adalah sumber kekuatan bangsa untuk saat ini dan yang akan datang. Maka sudah selayaknya kita memberikan perhatian yang khusus, kita bimbing mereka menuju ilmu dan keindahan Islam, karena sejatinya segala keburukan dan kerusakan yang kita rasakan saat ini,sebabnya adalah jauhya umat Islam terutama para remaja, dari ilmu agama.

Imam ad-Dimyathi asy-Syafi’i rahimahullah bertutur:

كُلُّ شَرٍّ سَبَبُهُ الْجَهْلُ وَكُلُّ خَيْرٍ سَبَبُهُ الْعِلْم

“Setiap keburukan sebabnya adalah kebodohan dan setiap kebaikan sebabnya adalah ilmu (tentang agama yang mulia ini)”.

Mari Kita Mulai Melangkah

Ketulusan hati, perasaan cinta karena Allah pasti akan memotivasi kita untuk segera mengajak para remaja kepada ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala. Tetapi, janganlah tergesa-gesa, persiapkanlah apa yang akan kita sampaikan kepada mereka dengan baik, sehingga kita benar-benar dapat memaksimalkan kesempatan yang ada.
Pada tulisan singkat ini, penulispaparkan sebelas langkah untuk mengetuk hatipara remaja, agar taat dan tunduk kepada Rabb yang Maha Kuasa.Selamat menyimak dengan baik.

Langkah Pertama: Manfaatkan Kesan Pertama dengan Baik

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallammemanfaatkan kesan pertama dengan baik ketika menulis surat untuk raja Oman;

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم,
مِنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ إِلَى جَيْفَر وَعَبْد ابْنَيْ الجُلُنْدَى, سَلَامٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ, فَإِنِّيْ أَدْعُوكُمَا بِدَاعِيَةِ الِإسْلَامِ, أَسْلِمَا تَسْلَما
“Bismillahir-rahmanir-rahim.
Dari Muhammad bin Abdullah, kepada Jaifar dan Abd bin Al-Julunda. Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, amma ba’d. Sesungguhnya aku menyeru tuan berdua dengan seruan Islam. Masuklah Islam, niscaya tuan berdua akan selamat. …”

Saudaraku, mari kita perhatikan, rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengawali surat tersebut dengan kesan yang baik, yaitu dengan menyebut nama Allah, memperkenalkan nama beliau, serta memberi kabar gembira dengan kesejahteraan dan keselamatan.

Remaja, ia memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, maka jika kita dapat memanfatkaan kesan pertama dengan baik, berupa ucapan, senyuman, akhlak yang mulia atau pun kita membantunya dalam meyelesaikan pekerjaan yang sedang dilakukannya, maka ia akan antusias untuk mengetahui kebaikan yang akan kita sampaikan, dan dengan izin Allah ia pun akan menerima dengan sepenuh hati.

Langkah Kedua: Samakan Sudut Pandang

Tidak diragukan bahwa setiap remaja muslim, pasti meyakini bahwa alquran dan hadis adalah sumber ideologi agama dan kehidupannya, kendati belum tentu ia menjadi sosok yang terdepan dalam mewujudkan konsekuensi dari keduanya, atau bahkan ia sangat jauh dari bimbingan keduanya.

Ketika memulai pendekatan dakwah kepada remaja, hendaknya kita yakinkan dirinya bahwa apa yang kita sampaikan adalah berasal dari alquran dan hadis. Contohya, jika kita berbicara dengannya mengenai pengesaan kepada Allah dalam beribadah, maka kita hadirkan pula dalil-dalil dari alquran dan hadis mengenai hal tersebut, dengan demikian insya Allah ia akan menerima, karena ia meyakini akan kebenarannya.

Suatu hari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ))))

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknyaia memuliakan tetangganya”. (HR.Bukhari no.6019)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyamakan ideologi terlebih dahulu,yaitu iman kepada Allahta’ala dan hari akhir, tentu setiap muslim meyakini hal tersebut, kemudian beliau menyebutkan tujuan pembicaraannya, yaitu kewajiban memuliakan tetangga.

Langkah Ketiga: Kokohkan Kecintaannya Terhadap al-Quran dan Hadist.

Setelah kita mengetahui bahwa ia semakin tertarik dengan apa yang kita sampaikan, maka kokohkan kecintaannya kepada al-Quran dan Hadist dengan cara menarik perhatiannya kepada pembicaraan mengenai perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berpegang teguh dengan al-Quran dan Hadist, serta tidak memasukkan sesuatu pun ke dalam agama yang mulia ini, berupa syariat atau pun keyakinan yang tidak bersumber dari keduanya. Tentunya kita menyajikan semua itu dengan bahasa dan ungkapan yang terbaik.

Jika cinta telah mengawali setiap pembicaraan dan perbuatan seseorang, maka ketulusan hati akan menghiasi setiap langkahnya. Ketulusan hati inilah yang menjadikan seorang remaja tak akan pernah merasa puas dari membaca, mentadabburi dan mempelajari al-Quran dan Hadist. Sang Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu bertutur:

لَوْ طَهُرَتْ قُلُوْبُنَا لَمَا شَبِعَتْ مِنْ كَلَامِ الله

“Seandainya hati kita adalah hati yang bersih, tentu ia tidak akan pernah puas dari (membaca, mentadabburi dan mempelajari) al-Quran.”

Langkah Keempat: Jangan Tergesa-gesa

Berdakwah mesti dengan tahapan-tahapan, dimulai dari hal yang terpenting dan mudah diterima oleh hati. Jika kita menengok kembali perjalanan dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka kita akan dapati, beliau menyampaikan dakwah Islam secara bertahap. Beliau memulai dakwah Islam dengan pemurnian ibadah hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata. Ketika kaum muslimin telah kokoh imannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka secara bertahap mulailah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan hukum-hukum Islam.

Bahkan turunnya al-Quran kepada Nabi Muhammad secara bertahap merupakan petunjuk bagi kita untuk menyampaikan dakwah pula secara bertahap. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا

“Dan Al Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.”(QS. Al-Isra’:106).

Demikianlah hendaknya kita berdakwah kepada para remaja, kita mulai dengan nasihat mengenai pengesaan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dalam beribadah, menuntut ilmu agama, berakhlak mulia dan seterusnya. Janganlah pula tergesa-gesa melarang remaja atas perbuatan ini dan itu, jika akibatnya ia akan menjauh dari dakwah yang mulia ini.

Langkah Kelima: Berikan Perhatian

Pada dasarnya setiap insan memiliki tabiat suka untuk diperhatikan, baik ucapan ataupun perbuatannya. Maka ketika kita sedang berbicara dengan remaja, jangan lewatkan satu hal penting yang bisa kita lakukan, yaitu kita berikan kepadanya perhatian, baik dengan pandangan mata, ataupun kita menyimak dengan baik apa yang diutarakannya, tidak menyela atau memutusnya, jadilah kita pendengar yang baik ketika itu. Ketika ia telah selesai berbicara, barulah kita mulai menyampaikan pesan atau pun nasihat.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bercerita, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah diberi susu yang telah dicampur dengan air, sementara di samping kanan beliau ada seorang Badui, dan di samping kiri beliau ada Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu, beliau kemudian minum dan memberikan kepada orang Badui tersebut seraya berkata: “Dahulukan yang di samping kanan, dahulukan yang di samping kanan”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat perhatian terhadap sahabat-sahabatnya, beliau pun berbagi minuman dengan mereka, kemudian memberi nasihat.

 

Penulis : Irsan al-Atsary
Artikel : muslimplus.or.id