Jangan bersedih menjadi orang miskin.
Jangan pula berduka cita.
Di sisi Allah hal tersebut bukanlah ukuran.
Lebih baik menjadi orang miskin harta, tetapi memiliki hati yang kaya.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda, “ (Hakikat) kaya bukanlah dengan banyaknya harta benda. Namun kaya (yang sebenarnya) adalah kaya hati (merasa ridha dan cukup dengan rezeki yang dikaruniakan)” (Hadits Shahih, HR. Bukhari no.6446)
Sebagaimana yang disampaikan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah ra berkata, “Keluarga Nabi Muhammad Shalallahu alahi wasallam tidak pernah kenyang semenjak berpindah ke Madihah, dari makan gandum selama tiga malam berturut-turut sampai beliau wafat” (Hadits Shahih, HR. Bukhari no. 5416)
So, bersyukurlah dan perbanyaklah istighfar. Garis takdir tak akan pernah salah orang. Telah ditetapkan jauh sebelum kita dilahirkan. Tak perlu banyak mengumpat atau mencela keadaan. Karena, tiada yang dapat mengubah keadaan. Merasa cukup itu sudah lebih dari cukup.
@Pogung Dalangan, Yogyakarta
Penyusun : Radikal Yuda Utama
Sumber: Dikembangkan dari Buku Kiat-kiat Islam menghadapi kemiskinan oleh Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawaz