Masih ingat dengan kisah masyhur Fir’aun?
Seorang penguasa lalim, yang dengan kuasanya sampai berani memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan?
Meski dikirimkan Musa Sang Nabi pilihan sebagai peringatan
Namun dengan sikap sombong (sombong sekali)
Ia tak mau diperingati
Hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun
Ia tetap saja merasa paling benar sendiri
Hingga akhirnya ia Allah tenggelamkan dan binasakan di Laut Merah
Begitu juga dengan para pengikut dan pembelanya
Pun hidupnya berakhir juga
Mereka menjadi catatan sejarah paling nista sepanjang masa
Bahkan jasadnya pun terawetkan
Agar dijadikan bukti dan pelajaran
Bagi kita yang mengaku beriman
“Dan sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang yang malampaui batas.” (QS. Yunus : 83)
↓
Masih ingat dengan kisah Si Kaya Qarun?
Ternyata ia adalah sahabat karibnya Fir’aun
Serta masih sepupunya nabi Musa a.s
Dia adalah seorang tiran yang juga dijadikan Allah sebagai contoh dalam Alqur’an
Dia suka berbangga memamerkan rubi, pemata, mutiara, emas, dan semua hartanya untuk dipertontonkan
Bahkan kunci gudang hartanya pun harus dibawa oleh puluhan orang
Awalnya ia orang tak punya
Hingga akhirnya menjadi kuasa karena kelimpahan hartanya
Yang ia klaim sebagai hasil dari usahanya
Tanpa campur tangan orang lain bahkan Allah yang Maha Pemilik alam semesta
Hingga akhirnya nasibnya pun sama seperti sahabat karibnya
Ditelan hidup-hidup oleh bumi beserta semua harta kekayaannya
Orang-orang di sekitarnya hanya bisa memandangi tanpa ada yang bisa menolongnya
Ada yang merasa kehilangan karena ia tiba-tiba menghilang?
Tidak !
Bumi masih mau menerima jasadnya pun seharusnya ia sudah bersukur
Bahkan setelahnya, ketika orang-orang menemukan harta di dalam bumi
Mereka sebut itu harta Qarun dan mereka merasa senang dan bahagia sekali
“Maka kami benamkan dia (Qarun) beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri”. (Qs. Al-Qashash : 81)
—————————————————————————
Sahabat,
Ketika misalnya anda dinasehati oleh seseorang supaya “Jangan Sombong” dan orang tersebut menyebutkan contoh atau dalil di atas.
Misalnya lantaran anda tidak suka atau tidak terima,
Apakah anda juga berpikir bahwa orang tersebut sedang “membohongi atau membodohi” anda dengan “memakai” ayat itu? Tidak kan?
Karena jika begitu, sama saja anda mendustakan ayatNya,
Apalagi jika anda mengaku mengimaninya
Atau membela mati-matian rekan anda yang berbicara seperti itu padahal rekan anda tidak mengimaninya misalnya
Sahabat,
Sebagai sesama muslim
Sudah seharusnya kita saling mengingati
Yang mengingatkan bukan berarti paling suci
Namun ia juga sedang mengingati dirinya sendiri
Agar sama-sama memperbaiki diri
Jika kita salah, katakan maaf
Jika rekan kita salah, cepat ingatkan
Jangan malah membelanya mati-matian
Jika kita keliru, maka cepat perbaiki
Jangan sampai ada secuil pun sikap sombong yang terselip dalam nurani
Jangan contoh sikap persahabatan mereka
Persahabatan yang saling melindungi dalam kesalahan
Serta mendukung dalam kesombongan
Adanya sejarah adalah sebagai pelajaran
Agar kisah yang sama tidak terulang
Jadilah sahabat sehidup sesurga
Yang saling mendukung dan menjaga
Dalam hal kebenaran dan taqwa
………………………………………………………………………….
Bumi Allah, 08 Oktober 2016
Penulis: Dina Rahmi
www.muslimplus.or.id