Ada kisah menarik ketika Ibnu Hajar menjadi qodhi dimesir, dalam perjalanan dengan menggunakan kereta, beliau dicegat oleh seorang Yahudi penjual minyak dan ter.

Yahudi itu berkata: “nabi mu bilang kalau dunia ini adalah penjara bagi orang Mukmin dan surga bagi orang kafir, tapi kulihat dirimu hidup mewah berkecukupan sedang aku menderita dalam kemiskinan. Apa ini tidak terbalik?”

Ibnu Hajar tersenyum mendengar pertanyaan si Yahudi itu.

Jawaban yang sangat hebat pun keluar dari lisannya. “Dunia adalah penjara bagi Mukmin seperti kami, karena diakhirat kami akan memperoleh kenikmatan yang jauh lebih Agung dari ini, yang tidak akan putus selamanya.

Sementara dunia ini adalah surga bagi kalian karena diakhirat kalian akan mendapat kehinaan, siksa dan kenestapaan yang abadi yang jauh lebih mengerikan dari pada yang kau alami saat ini.”

Kemudian si Yahudi mengucapkan kata Agung.

“Asyhadu An Laa Illaha Illallah, Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.”

Dalam sekejap orang Yahudi itu memeluk agama islam.

Subhanallah itulah kisah indah yang pernah terjadi.

Kita katakan uang itu bukan sumber keburukan dan bukan juga sumber kebaikan. Ia hanya bersifat netral. Analogi simpelnya seperti ini uang adalah bagaikan sebilah pisau, jika ia dipegang oleh perampok maka akan berpindah fungsi menjadi alat pembunuhan atau kejahatan.

Tentu sangat berbeda jika dipegan oleh ibu, itu akan berfungsi sebagai alat pemotong bahan-bahan masakan didapur.

– Jember, asrama. 31 Oktober 2016.

Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id