Merencanakan sesuatu untuk meraih hidup yang lebih baik terkhusus bagi seorang muslim adalah sebuah komitmen untuk meraih kualitas pribadi terbaik.
Tidak ada larangan dari syariat islam yang indah ini untuk merencanakan masa depan. Akan tetapi disaat kita mulai menyusun satu demi satu rangkaian rencana diakhir kelak tercapai atau tidak tercapai itu bukanlah urusan kita.
Karena sehebat dan sematang bagaimanapun perencanaan yang telah dibuat oleh hamba Allahlah yang menentukan segalanya.
Akan tetapi jangan takut dan khawatir untuk selalu menyusun rangkaian demi rangkaian rencana dan target, karena yang sebetulnya bukan soal tercapai atau tidak rencana dan target itu.
Lalu timbul pertanyaan, “lalu apa tujuan dari itu semua?”
Salah satunya untuk meningkatkan sarana kualitas diri.
Peningkatan kualitas diri senada dengan yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bahwa barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin ialah termasuk kepada golongan orang yang beruntung. Yang sama berarti termasuk kepada golongan yang merugi. Yang lebih buruk maka termasuk kepada golongan yang celaka.
Analogi sederhana, bagaimana jika kita hanya diberi jatah waktu hanya 10 atau 20 tahun saja. Apa yang akan kita hasilkan? Karya apa yang akan kita torehkan? Bagaimana manusia akan terus mengenang kita?
Terkadang banyak dari kita melalaikan impian. Hidup hanya sekedar hidup. Mengalir bagai air, mengikuti arus tanpa memiliki target dan tujuan yang hendak dituju. Tidak adanya pemetaan hidup yang jelas. Impian tanpa sebuah perencanaan yang jelas hanya menjadikan kualitas diri menuju ke tingkat yang lebih rendah.
Mulai detik ini targetkan setiap rencana yang hendak akan dicapai, karena hidup bukanlah hanya mengikuti arus keadaan. Sadarlah bahwa ternyata ada banyak yang kita tuju dalam hidup ini.
Jangan pernah menoleh kepada mereka yang selalu menjatuhkan impian ini, yang mencemooh setiap langkah yang kita ayunkan yang selalu memandang kekurang dan keterbatasan yang melekat pada diri.
Suatu hari Ummar bin khatab melakukan perbincangan dengan beberapa orang.
Ummar bin khatab berkata: “bercita-cita lah.”
Salah seorang yang hadir saat itu berkata: “saya berangan-angan kalo saja saya mempunyai banyak uang, lalu saya belanjakan untuk memerdekakan budak dalam meraih Ridho Allah.”
Yang lainnya berkata: “kalo saya berangan-angan memiliki harta, lalu saya belanjakan untuk dijalan Allah.”
Yang lainnya berkata: “kalo menganga kan memiliki tubuh yang kuat lalu saya abaikan diri ini untuk memberi air zam-zam kepada jamaah haji satu persatu.”
Setelah mereka mengatakan semua yang diangan-angankannya. Ummar pun mengatakan: “saya berangan-angan kalo saja didalam rumah ini ada tokoh seperti abu ubaidah bin jarah, Ummar bin saad dan semacamnya.”
– Jember, masjid kampus saat rehat. 27 Oktober 2016.
Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id