Banyak dari kita terkadang atau bahkan sering, sadar atau tidak sadar, dirasa atau tidak terasa. Diri ini suka membanding-bandingkan. Dalam hal apa itu. Biasanya sih terkait harta, tahta, wanita atau yang sejenisnya.
Ketahuilah selama itu masih kita jalani, selama itu masih kita lakukan, maka rasa bahagia tidak akan pernah hinggap.
Sebaliknya ketika bahagia hinggap, maka ketika itu pula senantiasa diri ini selalu mensyukuri apa yang telah Allah berikan kepada kita.
Tidak usah diukur denga barometer orang lain.
Islam agama yang sempurna ini hanya membolehkan saling berbanding-banding dalam tiga hal.
Apa itu?
1- dalamnya ilmu.
2- besarnya manfaat.
3- tekunnya beribadah.
Selain itu bagaimana?
Tidak boleh.
Jika ada orang dalam ilmunya, luas menebar kebermanfaatannya dan tekun dalam ibadahnya. Maka jadilah pesaing darinya. Kalo perlu kalahkan dalam hal itu. Jadi nomor satu.
Jangan mau dia terus berlari tanpa henti dan meninggalkan kita dibelakang. Kejarlah.
Selain tiga perkara diatas maka Syukurilah dengan kesungguhan hati. Semoga dengan skenario indah inilah Allah membahagiakan kita.
Jika hanya terus menerus berkubang dalam persaingan harta, tahta dan wanita hanya mempecut dan memperbudak diri. Dan akan menyita umur yang sederhana ini dalam ketamakan dan yang tak tahu dimana titik ujungnya.
Buya hamka pernah menyindir dengan kata yang cukup menyentil kita.
“Kalo hidup hanya sekedar hidup, babi hutan juga hidup. Kalo kerja hanya sekedar kerja, kera juga bekerja”
Kalo kita habiskan umur, waktu dan tenaga hanya untuk bekerja, bekerja dan bekerja. Hanya untuk mencukupi hidup tanpa ada tujuan yang lebih tinggi. Apalah bedanya kita dengan mereka?
Hidup bukan hanya sekedar untuk makan dan
Makan bukan hanya sekedar untuk hidup.
Bukankah tujuan allah sudah jelas menciptakan bangsa manusia dan bangsa jin untuk apa.
Kita semua diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya.
Sebagaimana ayat yang terlukis didalam al-quran.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
-QS. Adz Dzariyat: 56-
– Jember, asrama ditemani desing kipas. 15 Oktober 2016.
Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id