Sahabat sudah berapa tetes butiran air mata terjatuh membasahi pipi?

Memberikan tetesan demi tetesan air mata kepada orang yang tak pernah memberikan itu kepada kita.

Tidak sayangkah kau lakukan itu?

Gulungan demi gulungan waktu terus kau habis dan berikan kepada dia yang boleh jadi tak pernah memberikan waktunya walau hanya sedetik.

Jika difikir agak lebih dalam lagi, terlihat memang hidup ini agak ganjil.

Begitu banyak jutaan bahkan miliaran jumlah manusia di belahan dunia tapi hati kita hanya terkail oleh satu hati.

Beribu kesempatan hadir menyapa tapi kita menentukan hanya satu saja.

Dilihat lagi hidup ini seperti benang kusut terkadang rumit juga.

Ketika mentari mulai melambai dan hari esok mulai menyapa, mengapa tidak beranjak dan menyambut.

Telah melewati dan melangkah dari hari kemarin tapi malah larut dan terbenam.

Hidup ini tidak menyebalkan kawan.

Begitu banyak tempat-tempat yang menanti tapi tetap disitu-situ saja tidak ingin bangkit.

Sudahlah ayo beranjak kawan.

Jangan kau hambur-hamburkan waktu dengan sia-sia.

Apalagi kau relakan untuk dia yang tak pernah ada waktu untuk mu.

Menghamburkan tanpa arti untuk dia.

Siapa dia kawan?

Sudahlah masa depan kita masih jauh, umur terus menggerogoti.

Apa yang telah kita perbuat, karya apa yang telah kita lukiskan?

– Jember, diatas kasur ditemani kipas yang tak pernah lelah berputar. 14 Oktober 2016.

Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id