Menjadi wanita yang baik itu memang dambaan setiap dirinya masing-masing, tidak terkecuali. Selama hatinya tergerak ingin menjadi baik maka keinginan melompat berpindah dari batu loncatan gelap ke tempat terang benderang masih ada.

Tidakkah kita bercermin kepada wanita hebat, kuat dan tangguh. Yaitu Hajar radiallahu anha seorang wanita yang mengalir tepat pada nadinya generasi luar biasa. Yang menghabiskan waktu dan umurnya mendampingi kekasih tercintanya Ibrahim alaihi sallam.

Maka tepat dari rahimnya lah terlahir seorang pemuda pengukir zaman yaitu Ismail alaihi sallam. Yang meneruskan tongkat estafet ayah tercintanya. Yang mana keturunan demi keturunannya dimuliakan.

Wahai wanita, disadari ataupun tidak, engkau adalah tonggak peradaban, tanganmu senantiasa membina setiap gerak gerik pendidikan untuk terus melahirkan penerus-penerus yang amanah.

Ketika dirimu telah terbina dan terdidik maka dia yang selalu ada untuk mu, yang berjuang membuat sebuah senyuman merona selalu hadir untuk mu, engkau mencoba mendorong dan memberi asupan motivasi kedalam tubuhnya. Sehingga bisa merasa tenteram dan nyaman ketika memikul dan mengemban dakwah ini.

Selain pendamping yang selalu kau doktrin dengan pil semangat yang membara, kau bina anak-anak dan kau suapi mereka jalinan kasih dan sayang yang begitu dalam.

Itulah seorang wanita, meski mereka tercipta dari tulang yang bengkok, tapi begitu besar andil dan perannya. Allah muliakan seorang wanita, Allah jadikannya seorang wanita sebagai perhiasan terindah diatas muka bumi.

Allah mengembankan satu tugas kepadanya yang mana kaum Adam tidak dapat melaksanakan dengan sempurna, menjadi seorang ibu dari anak-anaknya dan pengatur asisten rumah tangga.

“Jadilah wanita-wanita tonggak peradaban!”

– Jember, ditempat Mie ayam menanti pesanan datang. 2 Oktober 2016.

Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id