Ada sebuah perumpamaan indah tapi sangat menyesatkan, mereka yang senantiasa menyelami lautan dosa mengatakan “dosa yang saat ini kita selami bisa membuat kita menjadi lebih dewasa” kalimat yang barusan terlontar seolah memiliki satu pola pikir sebagai berikut: untuk menjadi seorang yang lebih dewasa, kita perlu menyelami berbagai dosa, kemudian kita berenang ke tepian bertobat dari dosa itu.
Padahal sangat jelas agama islam ini memberitahukan bahwa setiap dosa yang kita lakukan akan menjadi titik dosa yang menghitamkan hati.
Dan apabila kita tetap menyelami lautan dosa dan tidak segera berenang ketepian untuk bertobat, titik demi titik dosa akan menutupi cahaya nurani.
Sangat benar jika dikatakan bahwa nurani membisikan kebenaran, tapi yang menjadi pertanyaan mengapa orang yang senantiasa berenang dikolam maskiat, masih merasa tenang , tidak merasa dirundung rasa bersalah, atau karena nuraninya sudah tidak lagi membisikan kebenaran?
Apakah nuraninya sudah tidak lagi bisa berontak saat jasad yang dikomandonya melakukan maksiat?
BUKAN!
BUKAN!
BUKAN!
Nurani akan senantiasa membisikan kebenaran, tetapi ketika titik dosa sudah menbal dan menjadi karang ia akan menutup rapat cahaya nurani, sehingga setiap bisikan-bisikan kebenaran nurani sudah tidak dapat terdengar dengan jelas.
Sehingga bagi mereka yang senantiasa menyelami lautan dosa dengan santainya menikmati perbuatan buruknya, tak lagi peka terhadap dosa yang dilakukannya.
Imam Ibnu Jauzi pernah berkata dalam shaidul khatir: “hukuman terberat bagi pelaku dosa adalah perasaan tidak berdosa”
Maka sejak itulah bisikan nurani sudah tidak memiliki arti yang berharga. Hatinya seolah tak berfungsi dan mati terkafani oleh tebalnya titik dosa dan menyelelimuti cahaya nurani.
Pantaslah jika Hasan Az Zayyat Rahimahullah pernah berkata: “Yang paling aku takutkan ialah keakraban hati dengan kemungkaran dan dosa. Jika kedurhakaan berulang kali dikerjakan, jiwa menjadi akrab dengannya hingga ia tak lagi peka, mati rasa”
– Jember, asrama. 26 September 2016.
Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id