•Ya Allah aku mah apa atuh, hamba yang senantiasa membutuhkan pertolongan Mu, karena cinta dan kasih sayang Mu lah hamba dapat menghembuskan nafas ini menikmati oksigen yang kau berikan, karena cinta dan kasih sayang Mu lah jantung ini masih dapat berdetak, dan karena cinta dan kasih sayang Mu lah mata ini masih dapat berkedip sesuai dengan ritmenya.

•Ya Allah aku mah apa atuh, hamba yang lemah, hamba yang senantiasa mengkuir kemaksiatan diatas perbuatan kami, hamba yang tak lepas dari khilaf dan kesalahan, akan tetapi begitu banyak nikmat Mu yang kau curahkan kepada kami sehingga tak mampu bagi kami menghitung itu semua.

•Ya Allah aku mah apa atuh, hamba yang selalu menadahkan kedua tangan ini, duduk bersimpuh meneteskan butiran-butiran kristal air mata dikeheningan malam, berharap agar doa-doa yang hamba lantunkan ini dapat menembus dan mengetuk pintu langit Mu, agar kau berikan pengkabulan untuk hamba Mu yang lemah ini.

•Ya Allah aku mah apa atuh, semua jerih payah hamba Mu dan semua hasrat hamba Mu diantara segala kesenangan-kesenangan didunia ini, adalah untuk mengingat Mu dan akhirat nanti, kesenangan terindah adalah untuk berjumpa dengan Mu begitu halnya dengan hamba Mu seperti yang kau katakan kini, perbuatlah seperti yang engkau kehendaki.

•Ya Allah aku mah apa atuh, kepada Mu hamba mengadukan masalah, kepada Mu juga hamba mengadukan segala keluh kesah.

•Ya Allah aku mah apa atuh, hanya karena maslah tak kunjung usai jiwa pun merasa lelah, utang tak terlunasi, jodoh tak juga datang, cobaan silih berganti menghampiri.

•Ya Allah aku mah apa atuh, tanpa cinta dan kasih sayang Mu, hamba bukanlah apa-apa, hamba bukanlah siapa-siapa, hamba lemah dan tak berdaya.

Banyuwangi, pulau merah. 25 September 2016

Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id