Sobat tak terasa yah begitu cepat waktu ini bergulir, hari demi harinya, bulan demi bulannya, tahun demi tahunnya terus berputar silih berganti.

Beberapa bulan kemarin kita sebagai kaum muslimin khususnya di Indonesia dan di berbagai belahan dunia telah mengangkat sebuah bendera kemenangan, merayakan secara serempak. Berbagi kebahagian di momen terindah. Canda tawa serta cengkrama hangat bersama keluarga.

Yang berjauhan, jarak tak menjadi penghalang untuk bertatap muka, yang dekat terus mendekat menciptakan keharmonisan. Menjadi waktu emas untuk saling bersama.

Momen itu sudah mengucapkan selamat tinggal beberapa bulan yang lalu. Sedih, memang sedih. Siapa yang tak sedih ditinggal oleh momen terbaik.

Semuanya sudah berlalu, maka tersenyumlah karena didepan sana tepat beberapa hari lagi kita akan mengangkat sebuah bendera kemenangan yang kali keduanya. Yaitu Iedul Adha.

Tapi sebelum itu. Ada amalan yang mana pernah dicontohkan oleh dia manusia terbaik dipermukaan bumi Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

Yaitu melaksanakan puasa Arafah. Jika ada yang bertanya mengapa puasa itu dinamakan Arafah maka jawabannya karena puasa yang jatuh tepat tanggal 9 dzulhijjah.

Nah berangkat dari perkataannya beliau shallallahu alaihi wassalam.

“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).

Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya puasa Arafah diantara jalan untuk memperoleh ampunan-Nya di hari Arafah.
Bayangkan saja, berpuasa di satu hari, mendapatkan ampunan dosa untuk 2 tahun.

Selain mendapatkan ampunan ditambah juga dengan bonus yang lain. Pada hari Arafah juga merupakan waktu mustajabnya doa yang kita lantunkan.

“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)”.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Kalo sudah tau ilmunya, tunggu apa lagi. Yuuuk bergegas menjalankannya.

Semoga Allah mudahkan kita untuk melaksanakan puasa tersebut.

Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id