Tepat setelah jam kuliah, tiba-tiba datang seorang dengan muka sedikit bingung langsung menghampiri. Tak perlu basa-basi ia langsung mengatakan “kamu ada jam kuliah setelah ini?” Intonasi sedikit tinggi. “Alhamdulilah, sudah selesai semua” dengan perasaan sedikit bingung aku menjawab soal tiba-tiba itu.

“Bisa antarkan teman ke rumah sakit?” Langsung bertanya kepada inti permasalahan. Maka aku mengangguk mantap. “Bisa, pake apa kita mengantarkannya?” Kembali aku bertanya. “Sebentar-sebentar, saya cari dulu kendaraannya.”

Setelah beberapa menit berfikir kepada siapa harus meminjam mobil, tiba-tiba ide menampakkan dirinya dibenak. “Ya sudah kita minjam saja punya pak dosen” tak menunggu waktu lama kami berdua langsung meluncur ke tkp untuk meminta izin minjam mobilnya. Tepat berada didepan kantornya, kami berdua malu-malu untuk mengetuk pintu.

Tak berlama-lama dia langsung mengetuk pintu. Pak dosen pun keluar. “Boleh pinjam mobilnya untuk mengantar teman sakit?” Kunci pun langsung diberikan. Setelah kunci berada ditangan, aku langsung menuju mobil, menyalakan mobil dan langsung tancap gas.

Didalam mobil aku bertanya “dimana dia sekarang?” “Di klinik” beberapa lama setelah mobil berjalan kami pun tiba ditujuan. Tak disangka-sangka ternyata dia sudah berada didepan klinik ditemani oleh temannya.

Mobil langsung manuver berbalik arah dan berhenti tepat dihadapannya. Aku perhatikan begitu lemahnya dia. Jangankan untuk berusaha naik mobil berdiri saja harus dibantu. Karena penyakit yang telah bersemayam dan terus menggerogoti sehingga menjadikan dia tak berdaya.

Dua orang teman disamping langsung memberikan pundaknya sebagai sandaran. Barulah masuk kedalam mobil. “langsung ke rumah sakit aja” berkata salah satu dari mereka. Maka akupun mengiyakan.

Setibanya dirumah sakit. Mobil berhenti di mulut pintu rumah sakit. Teman bergegas mengambil kursi roda. Karena jika berjalan kasian, dia terlalu lemah. Aku memakirkan mobil mencari celah yang masih kosong. Dan syukurnya ada mobil yang keluar sehingga memberikan tempat. Mobil sudah dalam posisi yang aman. Akupun turun langsung menuju kedalam rumah sakit.

Baru berdiri dimulut pintu. Tercium bau khas rumah sakit. Baju sejenis obat-obat an atau apalah itu sejenisnya. Setelah langkah pertama terayun. Langsung disambut oleh pasien dengan berbagi penyakit yang diderita. Terlihat ada lansia sampai yang masih remaja berkumpul menjadi satu. Belalali saling bergantungan tabung saling berbaris dengan rapih, tetesan air infus yang terus mengalir.

Hati ini merasa teriris, melihat pemandangan itu, mengapa dengan keadaan sehat seperti ini aku tidak memaksimalkan dalam segala hal. Baik dalam ibadah, belajar atau beramal. Melihat mereka yang terbaring tak berdaya, baru menyadari bahwa betapa berharganya nikmat sehat itu. Tapi mengapa terkadang diri selalu lalai darinya.

Jadi teringat sabdanya, ada dua nikmat yang mana kita sering lupa darinya yaitu sehat dan waktu luang. Akan tersadar bahwa sehat sebuah nikmat yang besar setelah melihat mereka yang terbaring lemah diatas ranjang.

Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.or.id