Ayah aku sadar bahwa kau bukan orang yang melahirkan ku ke dunia ini.

Tapi aku sadar setiap tetesan demi tetesan keringat yang mengucur dan membasahi dahimu kau korban untuk ku.

Keberanian dan tekad baja mu sebagai lelaki sejati selalu mengalir bersama darah ini.

Kasih serta sayang mu yang tak ada hentinya mengalir terus kedalam tubuhku.

Kecupan manis yang selalu kau berikan dikening ini tak pernah luntur oleh usia.

Didikan yang kau ajarkan sepenuh hati akan selalu terkenang hingga besar kelak.

Kau tak pernah menyapih ku sama sekali tak pernah.

Tapi aku sadar setiap suapan yang diberikan tangan lembutnya itu adalah hasil jerih payahmu.

Meski dendangan suaramu tak semerdu seorang ibu tapi kau ajari diriku dengan nada-nada ketulusan yang menggetarkan sanubari.

Meski sentuhan tanganmu tak selembut belaian seorang ibu tapi dekapan mu yang memberi kehangatan.

Tak pernah letih kau jaga dan lindungi diriku dari mara bahaya.

Aku pernah membuat mu susah tapi kau tak pernah resah.

Aku pernah membuat masalah tapi kau tak pernah marah.

Aku pernah mengeyel tapi kau tak pernah jengkel.

Sungguh mulia hati mu ayah, aku harap sifatmu itu bisa mengalir bersama darahku dan berdenyut bersama urat nadiku.

Seiring berputarnya roda waktu maka bertambah juga usiamu.

Perawakanmu yang dahulu tegap dan gagah kini telah menjadi rapuh.

Suara yang dahulu tegas dan lantang kini hanya dapat berbisik lirih.

Pandanganmu yang dahulu tajam kini mulai meredup.

Ayah, tapi aku yakin semangat yang membara berada didalam tubuhmu tak akan pernah padam.

Nasihat indah yang selalu kau berikan tak akan pernah berhenti.

Kasih serta sayangmu tak akan pernah tergantikan oleh siapapun.

Perhatian yang selalu kau berikan tak akan pernah aku lupakan walau hanya sedetik.

Ayah
aku juga sadar bahwa setiap tetesan air mata yang selalu membasahi pipi ini tak akan pernah bisa menebus setiap kebaikan yang kau berikan.

Dan akan datang masa dimana aku akan menggantikan posisimu.

Dan masa itu adalah kini.

Kini saatnya aku yang harus melakukan semuanya untukmu.

Aku yang harus membalas semuanya, walau itu mustahil.

Aku yang harus selalu memperhatikan mu setiap saat.

Ayah
Izinkanlah aku untuk menjadi anak yang selalu berbakti kepadamu.

Anak yang tak melupakan kasih serta sayangmu.

Izinkanlah untuk membahagiakan dimasa tuamu.

Aku selalu menyadari bahwa itu semua tidak bisa membalas semua kebaikan-kebaikanmu.

Sampai nyawa yang masih dikandung badan ini tak mampu membalas semuanya.

Ayah
aku hanya ingin mengucapkan kata terindah untuk mu.

Terimakasih ayah.

Kini aku telah menjadi seorang yang mampu berpijak diatas langkah kakiku sendiri.

Kini aku telah menjadi seorang yang mandiri.

Kini aku telah menjadi seorang yang mampu memperbaiki diri berkat doa yang selalu kau lantunkan tanpa lelah.

Sungguh ayah aku benar-benar mencintaimu.

Ku katakan ini dari relung sanubari terdalam.

Ayah
Di setiap tetesan keringatmu
Di setiap hembusan nafasmu
Di penuhi kasih sayang yang tak pernah terhenti untukku.

Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.net