(Cukup baca dalam hati jangan dilafalkan)

Tujuh belas agustus tahun empat lima.

Itulah hari kemerdekaan kita.

Hari merdeka nusa dan bangsa.

Hari lahirnya bangsa Indonesia.

Merdeka.

Sekali merdeka tetap merdeka.

Selama hayat masih di kandung badan.

Kita tetap setia tetap setia.

Mempertahankan Indonesia.

Kita tetap setia tetap setia.

Membela negara kita.

Mungkin hampir setiap insan yang memiliki label yang melekat didirinya sebagai warga Indonesia akan melantunkan lirik itu. Menghayati sejengkal demi sejengkal kata dan makna yang tersurat didalamnya. Menghadapkan wajah tepat Ketiang yang berkibar bendera merah putih dengan posisi tangan yang diletakkan dikening seperti prajurit yang bertemu dengan komandannya.

Setelah itu apa yang akan dilakukan? Beraktivitas seperti sedia kala. Tidakkah terbetik untuk melakukan hal yang sangat luar biasa? Kita tahu kalo Indonesia saat ini sudah menginjak umur ke 71 tahun setelah mendeklarasikan kemerdekaan.

Selama itu juga kita terbebas dari penjajahan, merasakan keamanan, bebas melaksanakan berbagai aktivitas, tidak seperti saudara kita nun jauh disebrang sana. Untuk memenuhi panggilan-Nya saja harus mempertaruhkan jiwanya.

Tak jarang juga dijumpai kekerasan kekasaran, kenistaan yang merajalela, berapa banyak darah yang tertumpah secara sia-sia, mayat-mayat bergelimpangan seolah diacuhkan tanpa dilirik walau hanya sedetik, jiwa melayang tanpa sepeser harga, awan kelam yang selalu menyelimuti birunya langit, itu bukan pertanda akan turunnya butiran yang selalu dinanti, tetapi tabung berton-ton yang siap membumihanguskan.

Puluhan atau bahkan ratusan anak terpaksa harus menyandang status yatim piatu, seorang ibu dipaksa mengambil gelar janda atau seorang ayah dituntut untuk menjadi duda.

Miris sekali melihat pemandangan itu, disamping kita yang sedang menikmati kemerdekaan justru mereka sebaliknya.

Tak ada yang lebih pantas kita persembahkan untuk yang maha Agung melainkan syukur, syukur yang tiada henti. Karena Dia telah memberikan kemerdekaan.

Semoga dengan kita selalu mensyukuri atas nikmat-Nya, keamanan, kedamaian dan ketenangan selalu hadir untuk bangsa kita ini Indonesia.

Dan menjadikan INDONESIA baldah thoyyibah wa rabbun ghafuur (Negeri yang baik, makmur, sejahtera, yang diridhoi Allah sehingga rakyatnya mendapat ampunan)

Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.net