Siapa yang tidak ingin menyempurnakan sebagian agamanya, melambaikan tangan dan mengucapkan selamat tinggal untuk masa jomblo.
Melengkapi sepotong kehidupan menjadi utuh, bisa saling berbagi, bergandengan bersama dalam meniti ruang waktu kehidupan. Melengkapi kekurangan yang dimiliki. Berlari bersama mengejar cita-cita.
Sebelum itu benar-benar terwujud bukan hanya khayalan yang berputar diatas kepala maka harus dibuktikan secara nyata, berani berikrar dengan janji suci, berkomitmen satu sama lain. Itu yang harus dibuktikan.
Tapi saat melirik siapa yang akan menjadi pasangan kita kelak, menemani dikala suka dan duka, kita memiliki barometer sendiri untuk menentukannya, memiliki kriteria khusus yang harus sesuai dengan keinginan.
Misalkan ketika kita memilih pasangan hidup kita ingin yang memiliki paras yang elok, tingkah lakunya indah, memiliki intelektual hebat, taat kepada kedua orang tuanya, yang selalu menjadikan ibadah sebagai prioritas hidup, memiliki garis keturunan yang jelas, seterusnya dan seterusnya.
Tidak ingin kah saat kita hendak menuangkan tinta dan mulai menggoreskan huruf demi huruf untuk mengukir barometer dan kriteria yang kita inginkan itu.
menghadapkan diri ke depan cermin terlebih dahulu dan tanyakan dengan perlahan, keluarkan dari dasar qolbu.
“apakah aku sudah pantas untuk mendapatkan seseorang yang kelak akan menemani dan berlayar melewati samudra kehidupan ini?”
Sangat tidak keliru juga jika barometer dan kriteria yang diinginkan persis seperti itu. Yang jadi pertanyaannya adalah ‘pantas atau tidak’ itu saja.
Bukannya Allah telah melukiskan di dalam kitab suci-Nya.
“Laki-laki baik itu untuk wanita yang baik dan laki-laki buruk untuk wanita yang buruk pun sebaliknya”
Dan ingat, mustahil bagi Allah keliru memasangkan hamba-Nya satu sama lain.
Kalo sudah tahu begitu apalagi yang harus dinanti, segeralah berbenah diri, menjadi pribadi yang ideal, yang kelak bisa dibanggakan oleh agama, keluarga, nusa dan bangsa.
Soal pendamping, insyaallah akan mengekor, dan ingat, harus disertai doa dan ikhtiar juga.
Penulis: Fitra Aryasandi
Artikel: muslimplus.net