Beberapa tahun lalu, seorang kakak tingkat di kampus yang baru saja menyelesaikan exchange clerkship di luar negeri tepatnya Eropa sempat bercerita tentang kisah kaos kaki yang sedikit banyak memaksa untuk berpikir. Exchange clerkship adalah co-ass atau kepaniteraan klinik yang dilakukan di luar negeri. Menjalani kehidupan beberapa bulan di rumah sakit luar negeri sebagai dokter muda alias co-ass. Bahasan ini bukan tentang kehidupan co-ass nya ya, tapi tentang kaos kakinya. Hehe

Bertemu dengan teman wanita non muslim yang tidak begitu kenal dengan Islam memunculkan pertanyaan pertanyaan.

“Kamu selalu pakai kaos kaki ya?”

“Repot banget kemana mana begitu?”

“Gak ada yang bakal merhatiin kaki kamu juga kan?”

Mudah saja untuk menjawab ringan dengan kalimat “Suka aja pake kaos kaki, hehe”. Tapi tak sesederhana itu bukan? Ada kesempatan untuk mengenalkan Islam kepada mereka. Kemudian berpikir, apa ya jawaban yang bagus.

“Aku menggunakan kaos kaki untuk menjaga auratku agar orang yang tidak berhak tidak dapat melihatnya. Karena dalam agamaku, bagi wanita, kaki ini juga aurat.”

Dalam riwayat Aisyah Radhiyallahu ta’ala anha, disebutkan bahwa Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata : Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haidh (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini, sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).

“Ayolah. Coba lihat. Sekarang kita perhatikan disana. Diantara hilir mudik orang berjalan disana. Ramai sekali kan. Lihatlah. Begitu banyak kaki kaki yang berjalan. Siapa yang akan melihat kakimu? Siapa yang akan sempat menebak itu kaki siapa diantara sekian banyak kesibukan orang disini? Siapa yang akan memperhatikannya, hanya sepasang kaki tanpa kaos kaki?”

Ternyata jawaban “untuk menjaga aurat agar tak dipandang non mahram” itu saja tak cukup.

“Aku menggunakan kaos kaki karena perintah Tuhanku untuk menutupnya. Untuk alasan apapun perintah itu diberikan. Terlepas dari akan ada yang sengaja memperhatikan kaki ini diluar sana atau tidak, akan ada yang melihat atau tidak. Tuhanku yang memberikan kehidupan kepadaku, Tuhanku yang memeliharaku. Aku meyakini agamaNya dan aku wajib mentaati perintahNya. Inilah perintahNya. Sesimple itu. Alasanku memakai kaos kaki.”

Itulah alasan utamanya, alasan nomor satu. Di luar menjaga pandangan non mahram, melindungi kulit, atau alasan alasan lainnya. Rasanya itu sudah cukup untuk tidak lagi membantah ini dan itu.

Oh iya, kamu? Jangan lupa pakai kaos kaki ya.

======
Ikuti Juga
BBM : 5C9A0865 | Whatsapp : 0853-6491-5817 | Twitter : @MenujuSurga_BMS |  Telegram : @bersamamenujusurga |  Facebook : Bersama Menuju Surga | Line : http://line.me/ti/p/%40utu8587h