Selesai shalat Ashar, seseorang datang menyalamiku dan berkata, “Kita masih saingan dan suatu saat aku akan mengalahkanmu.” Maksudnya apa mas? “Iya, kamu sainganku dan aku akan berusaha untuk mengalahkanmu”. Dalam kesempatan yang lain, orang tadi berkata “Kamu tidak takut kalau aku mendapatkan IPK yang lebih tinggi?” Dengan tanpa beban, kujawab ucapannya “Silahkan mas, aku justru ikut senang kalau mas dapat IPK yang bagus.”

Jujur, aku lebih senang jika menggunakan istilah guru dan murid. Memang pahit, tapi dari situlah aku bisa belajar untuk lebih baik. “Terserah mas mau menganggap aku sebagai apa, aku justru menganggap mas sebagai guru terbaikku. Iya, guru terbaikku. Aku extrovert dan mas introvert. Diam dalam karya. Tak banyak bicara dengan bermacam kebaikan. Sungguh, aku banyak belajar dari orang-orang yang bermain dibelakang layar. Tak perduli apakah dikenal orang atau tidak, yang penting tetap berkarya untuk mendapatkan pahala dari Allah ta’ala.”

“Sudahlah, tak usah menghinaku terus. Seakan posisiku seperti orang yang jatuh tertimpa tangga. Hari ini aku kalah darimu dan mendapatkan penghinaan darimu. Berhentilah memuji apa yang tak ada pada diriku”
“Itulah masalahmu mas. Semua ucapanku selalu direspon negatif oleh fikiranmu. Sudahlah, aku tak ingin menjadi sainganmu mas.”

“Itulah hidup dan itulah permainan. Ada pemenang dan ada pecundang. You lost dan you win, itulah yang ada diantara kita berdua.”

“Maaf mas, aku tak ingin melanjutkan pembicaraan ini. Terserah mas mau menganggap aku apa, tapi bagiku mas adalah guru terbaikku.”

Pelajaran :

1. Belajar untuk berjiwa besar. Siap untuk belajar dari orang yang lebih tua, orang yang sebaya atau orang yang lebih muda.

2. Belajar untuk melihat kebaikan orang lain. Sifat yang baik diambil dan sifat yang buruk dibuang.

3. Belajar untuk saling bersinergi dan menjauhkan diri dari iri hati.

Diary Muslim Plus, 17 Jan 2016
Artikel : www.muslimplus.net

Pin BBM : 57705B89
WhatsAp : 082284224258