Punya sahabat yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah nikmat yang sangat berharga. Hari-hari yang dilalui bersamanya akan menjadi indah dan penuh dengan berkah. Ketika semangat mulai lemah, ada yang mengingatkan untuk kembali ke jalan-Nya. Saat tubuh mulai capek, ada sahabat yang menguatkan untuk terus bertahan di atas ketaatan. Kita hanya manusia biasa, butuh teman tuk saling menguatkan dalam keimanan.

Kita hanya manusia biasa, kadang salah dan kadang terlupa. Saat terjadi hal yang tak diinginkan dalam persahabatan, kita butuh sikap saling pengertian. Lebih mendahulukan berbaik sangka dan mencarikan uzur untuk yang lainnya. “Mungkin dia sibuk” “Sepertinya belum sempat membalas.” “Barangkali sedang banyak tugas” “Siapa tahu dia lagi banyak masalah dan pusing memikirkan sesuatu”. Indahnya persahabatan bila dibangun di atas iman. Kencangnya badai tak kuasa merusak keharmonisannya. Kuatnya angin tak mampu menumbangkan pohonnya. Ibarat akar, asas persahabatannya telah menghujam kuat ke dalam tanah. Cinta karena Allah dan benci karena Allah.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu berkata, “Kami meriwayatkan dari Amirul Mukminin Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, ‘Janganlah sekali-kali engkau berprasangka buruk terhadap satu kata yang keluar dari saudaramu yang mukmin, jika memang engkau dapati kemungkinan kebaikan pada kata tersebut’.” (Tafsir Ibnu Katsir, 7/291)

Diary BMS, Jumat 15 Jan 2016
BBM : 5C9A0865
Whatsapp : 0853-6491-5817
Twitter : @MenujuSurga_BMS
Telegram : @bersamamenujusurga
Facebook : Bersama Menuju Surga
Line : http://line.me/ti/p/%40utu8587h