Dunia adalah tempat bercocok tanam dan ladang untuk mempersiapkan perbekalan. Apa saja yang ditanam, itulah yang akan dipanen. Allah tidak pernah menzalimi hamba-Nya. Dia-lah Rabb yang Maha Adil. Tak satu pun luput dari pengawasan-Nya dan Dia akan membalas dengan seadil-adilnya.

Allah ta’ala berfirman

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى

Dan seorang manusia tidak memperoleh (balasan) selain apa yang telah dia usahakan. (QS. An-Najm: 39)

Setiap manusia memiliki rekening masing-masing. Ketika melakukan kebaikan, maka saldo akan bertambah dan begitu sebaliknya. Kesempatan untuk beramal dan mengumpulkan bekal kebaikan akan berakhir seiring datangnya kematian. Hilang sudah waktu untuk menanam, tinggal menunggu perhitungan dan waktu menuai hasil.

Namun demikian, ada amalan-amalan yang dikecualikan dan tetap bisa mengisi saldo kebaikan walaupun setelah kematian. Amalan yang dilakukan ketika masih hidup, tetapi menjadi mesin pencetak uang setelah meninggalkan dunia. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda

إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة إلا من صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له

Apabila seorang manusia meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak salih yang mendoakannya. (HR Muslim no 1631, Abu Daud no 2863, Tirmizi 1390 dan Nasai 6/251)

Mayat tidak bisa mendapatkan manfaat apapun dari amalan yang dilakukan oleh orang yang masih hidup kecuali amalan-amalan yang dikhususkan oleh dalil, seperti tiga amalan yang disebutkan oleh hadis di atas. Diantara amalan orang hidup yang bermanfaat bagi mayit setelah kematian adalah sebagai berikut

1. Doa dari kaum muslimin

Doa kaum muslimin bermanfaat bagi orang yang telah meninggal. Memohon ampunan untuk mayit dan mendoakan kebaikan untuknya telah Allah sebutkan dalam firman-Nya

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka berkata, “Wahai Pemelihara kami, berilah ampunan untuk kami dan untuk saudara-saudara kami yang mendahului kami dengan iman, dan janganlah Engkau jadikan pada hati kami rasa dengki terhadap orang-orang yang beriman, wahai Pemelihara kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hasyr: 10)

Setelah menguburkan mayit, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga memberikan arahan kepada orang-orang yang hadir untuk memohonkan ampunan bagi si mayit. Beliau bersabda

استغفروا لأخيكم وسلوا له بالتثبيت فإنه الآن يسأل

Mohonkan ampun untuk saudaramu (mayit) ini dan mintalah agar ia diberi keteguhan hati, karena sekarang ini dia sedang ditanyai. (HR. Abu Daud no 3221 dan perawi lainnya dengan sanad yang sahih)

Insyaallah dilanjutkan pada tulisan berikutnya.

Referensi :

1. Shahih Fiqih Sunnah Wa Adillatuhu karya Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayid Salim hal 666-668, Maktabah Tauqifiyyah, cetakan ke empat belas, tahun 2013
2. Sunan Abu Daud (2/234), maktabah syamilah
3. Sahih Muslim no hadis 1631, maktabah syamilah

Penyusun : Muhammad Abu Rivai
Artikel : www.muslimplus.net

Broadcast Muslim Plus,

Pin BBM : 57705B89
WhatsAp : 082284224158 ( Save nomornya, chat adminnya)