Ukuran kemuliaan atau kehinaan bukan terletak pada harta, pakaian, kedudukan atau timbangan keduniaan yang lainnya. Tak perlu merasa hina jika pakaian kita lebih murah dari yang dipakai teman. Selama masih menutup aurat dan sesuai syariat, maka tak perlu merasa hina. Tak perlu merasa hina dengan asesoris yang biasa aja. Walaupun tas, jam tangan, atau sepatu yang kita pakai bukanlah dari merek terkenal, selama dibeli dengan uang yang halal dan digunakan untuk kebaikan, maka tak perlu merasa hina. Bukan melarang untuk menggunakan produk-produk tersebut, tapi sekedar pengingat bahwa itu bukanlah ukuran yang sebenarnya.

Kalau kemuliaan atau kehinaan hanya diukur dengan kualitas wajah, sungguh kasihan nasib orang yang jelek. Jika timbangan kemuliaan berdasarkan kemewahan hidup dunia, maka celakalah orang-orang yang miskin. Ternyata kehinaan yang sesungguhnya terletak pada ketakwaan seseorang. Semakin bagus pakaian takwa yang dipakai, maka semakin mulia kedudukan seseorang.

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan kedalam neraka, maka sungguh Engkau telah menghinakannya. (QS. An-Nisaa: 192)

رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. (QS. An-Nisaa: 194)

Diary BMS, Jumat, 28 Rabi’ul Awwal 1437 H / 08 Januari 2016 M