Musim dingin baru saja dimulai. Hawa dingin mulai menyelimuti segala ruang dan penjuru. Keadaannya begitu tenang dan menyenangkan. Pandangan turut menyaksikan kesejukan musim kebaikan ini. Kedatangannya sangat dirindukan karena hanya terjadi dua kali dalam setahun. Udara segar memenuhi rongga dada penghirupnya. Dimanakah musim dingin itu terjadi? Ah, ternyata semua hanya ungkapan penulis untuk menggambarkan keadaan mahasiswa yang sedang menghadapi ujian akhir semester.

Semula sibuk dengan gadget, game online, medsos dan kegiatan lain, tapi kini mulai ditinggalkan secara perlahan. Membaca, meringkas, menghafal, dan serangkaian persiapan ujian tampak diseluruh penjuru kampus. Ingin rasanya kegiatan ini terus berkepanjangan. Bayangkan! Kalau ada seratus halaman yang harus dibaca dari setiap mata kuliah dan total mata kuliah yang diikuti ada sepuluh, berarti ia telah membaca minimal seribu halaman dalam jangka waktu yang sangat singkat. Semoga kegiatan membaca menjadi habit yang berlanjut walaupun ujian telah berakhir.

Kebiasaan yang ada belum tentu benar, tapi kebenaran harus dijadikan sebagai kebiasaan. Banyak belum tentu benar, tapi yang benar harus diperbanyak. Begitupula dengan kejujuran saat ujian. Mungkin saja kebiasaan mencontek dan tidak jujur masih menjadi budaya, tapi ingatlah bahwa itu bukan standar dalam menilai kebenaran.

Sabda Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam yang disebutkan oleh imam Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya menjadi salah satu alasan kenapa harus tetap jujur. Wasiat itu berbunyi

إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’”

Selamat menempuh ujian dan semoga sukses sampai akhirat. Amiin.

Penulis : Muhammad Abu Rivai
Artikel : muslimplus.net

Pengen dapet tulisan kece, remaja banget, dan bikin hati sejuk? Yuk gabung bersama kami di BBM 57705B89 atau WA 082284224158

Muslim Plus, Media Muslim Muda Indonesia