Entah kenapa, air mata ini sulit dibendung. Sedang trenyuh? Bukan. Kehilangan sesuatu? Bukan juga. Cuma sekedar inget dengan tindakan hari-hari kemarin. Ternyata banyak banget coretan-coretan buruk yang terpapar disepanjang lembar kehidupan. Lebih banyak kekurangan dari pada kebaikan.
Jadi inget dengan hadits bhitoqoh (kartu). Ketika seseorang datang menghadap Allah di hari pembalasan. Dibentakangkan di hadapannya 99 lembaran catatan. Bukan catatan kebaikan tapi keburukan. Lebih ngerinya lagi, satu lembar catatan kejelekan panjangnya sejauh pandangan mata. Naudzubillah. Banyak banget! Dia pun mengakuinya dan engga mengelak dengan apa yang telah dilakukannya. Lembar demi lembar terbentang, dosa demi dosa terpampang.
Duhai, mungkin keadaan pribadi ini seperti itu, sebagai pribadi, setiap kita engga bisa terbebas dari perbuatan dzolim kepada diri sendiri. Kita sayang sama diri namun kenyataan kita mendzoliminya. Dosa dan maksiat yang kita lakukan secara rahasia dan terang-terangan adalah perbuatan mendzolimi diri. Demikian juga, banyak kewajiban yang kita sepelekan dan sia-siakan. Shalat, mungkin sering kita tinggalkan. Puasa Ramadhan boleh jadi engga kita kerjakan.
Sebagai anak, kita pun belum memenuhi hak-hak orang tua secara utuh. Masih terlalu sering membantah perintahnya. Nyakitin hatinya atau berkata kasar kepada keduanya. Dalam bersahabat pun kita masih banyak kekurangannya. Kita sering mengurangi hak-hak mereka, tidak mengunjungi dan berziarah kepada mereka.
Ya sudahlah itu adalah lembaran kemarin. Kita harus bertaubat dari kesalahan dan kekurangan di lembaran tadi. Untuk kedepannya, yuuuk kita sama-sama buka lembaran baru. Lembaran mencatatkan pribadi yang mulia. Menunaikan hak-hak Allah, hak diri sendiri dan hak sesama.
Penulis : Fitra Aryasandi
Pengen dapet tulisan kece, remaja banget, dan bikin hati sejuk? Yuk gabung bersama kami di 57705B89 ato WA 082284224158
Muslimplus , Media Muslim Muda Indonesia
😉