“mas-mas tunggu sebentar deh, aku mau tanya sesuatu, boleh?” “boleh aja, kenapa engga?” “gini mas sekarangkan bulan desember nih, terus sebentar lagi mau menginjak tanggal 25, taukan mas ditanggal itu ada perayaan apa, selain itu juga banyak terpampang tulisan kaya ‘Merry christmas atau yang artinya selamat natal, terus mas sebagian orang menganggap ucapan-ucapan semacam itu engga masalah, apalagi yang berpendapat kaya gitu orang-orang non muslim, tapi nih mas, yang jadi masalah ketika orang-orang muslim mengucapkan ucapan selamat terhadap perayaan orang-orang non muslim, ada yang bilang juga itu toleransi dalam beragama, mungkin bisa mas jelasin sedikit masalah ini ke saya?”
“jadi pertanyaannya kenapa kita sebagai muslim engga boleh ngucapin selamat natal, gitu kan, maksud pertanyaan kamu?” “iya mas.”
“oke kalo gitu, mas jawab satu persatu yah”
“pertama natal bukan perayaan kaum muslimin, nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mejelaskan bahwa perayaan untuk kaum muslimin hanya ada 2, yaitu hari idul fitri dan hari idul adha.”
“kedua itu termasuk menyetujui kekufuran orang-orang yang merayakan natal, ketika ngucapin selamat atas sesuatu, haikikatnya tuh kita ngasih suatu ucapan penghargaan. Misalnya gini, kaya kamu ngasih ucapan kepada temen yang lulus dari kuliahnya pas wisuda.”
“nah begitu juga dengan seorang muslim yang ngucapin selamat natal kepada non muslim. Seakan-akan orang yang ngucapinnya , menyematkan kalimat setuju pada kekufuran mereka. Karna mereka nganggap bahwa hari natal adalah hari kelahiran tuhan mereka, yaitu nabi Isa alaihi salam. Dan mereka juga nganggap kalo nabi Isa tuhan mereka.”
“padahal Allah Ta’ala berfirman: ‘bagimu agamu, bagiku agama ku’ (QS Al-kafirun: 6)
“ketiga termasuk menyerupai orang-orang non muslim, engga samar lagi bahwa sebagian kaum muslimin turut berpartisipasi dalam perayaan natal. Coba aja perhatikan pas dipasar-pasar, dijalan-jalan, pusat perbelanjaan. Sebagian mereka ada yang menggunakan atribut-atribut perayaan natal. Padahal nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa salam udah neglarang kaum muslimin buat niru-niru orang non muslim.
‘barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka’ (HR Ahmad dan Abu dawud)
“itu alesannya kenapa kita engga boleh ngucapin selamat. Oiya tadi apa, toleransi dalam beragama?”
“iya mas”
“gini loh, toleransi beragama bukan seperti kesabaran yang engga ada batasnya. Tapi toleransi beragama dijunjung tinggi oleh syariat, asal didalamnya engga ada penyelisihan syariat. Bentuk toleransi bisa juga bentuknya ngebiarin aja mereka berhari raya, engga harus turut serta dalam acara mereka, termasuk engga perlu ada ucapan selamat.”
“gimana bisa nangkepkan?”
“iya mas makasih banyak atas pencerahnya”
“oiya kalo kamu mau dapat jawaban yang lebih oke lagi, lebih mantap atau lebih mendalam tentang masalah ini, tanya langsung aja sama ahlinya yang lebih berilmu, seperti ustdaz, yang mana ilmu mereka mumpuni banget, kalo yang barusan itu, yang pernah mas pelajari dan baca aja.”
“oke mas, kalo gitu.”
Penulis : Fitra Aryasandi
Artikel : muslimplus.net
Pengen dapet tulisan kece, remaja banget, dan bikin hati sejuk? Yuk gabung bersama kami di 57705B89 ato WA 082284224158
Muslimplus , Media Muslim Muda Indonesia 😃