Puncak kecerdasan, kekuatan dan kesempatan ada di usia muda. Mau ngerjain apa aja masih bebas, mau buat ini dan itu masih okeh, yap. Itulah masa muda yang buat semua usia iri kepadanya. Ketika masih kecil, mama sama papa sering bilang, makannya yang banyak ya biar adek cepet gede. Ketika udah tua, biasanya kakek nenek cerita ke kita tentang usia mereka ketika muda.

Mungkin itu salah satu indikasi kalo mereka rindu sama usia muda. Nggak tau nyambung apa nggak tu. Dan diakhir cerita, biasanya kakek nenek sering pesen sama kita, jadi anak yang rajin ya, jangan males, sering-sering bantu orang tua, kalo punya cita-cita itu yang tinggi, biar kamu jadi orang hebat, bla..bla..

Ada petuah yang lebih hebat dari itu semua. Dalam sabdanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpesan

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ

Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, … (Sahih, HR Hakim)

Dari lima perkara, yang pertamanya Rasul pesen untuk manfaatin masa muda. Usia muda emang something banget pokoknya. Disitu puncak keemasan akal dan kekuatan. Disitu persiapan calon pemimpin masa depan dan bapak buat keturunan selanjutnya. Tugas pendidikan dan kepemimpinan ada ditangan para pemuda. Makin baik pemudanya, makin baik pula masa depan suatu bangsa. Insyaallah taala.

Tapi, usia muda juga punya tantangan yang sangat besar. Dirusak oleh pengaruh negatif. Bahaya hawa nafsu yang masih kenceng. Kedewasaan yang belum sempurna. Lebih-lebih arus listriknya masih poollll banget, sulit banget nahan syahwat. Dan yang lebih parah lagi, usia muda adalah sasaran utama musuh-musuh Islam. Dirusak, dijauhkan dari Islam, dan seterusnya.

Cara paling ampuh untuk menjaga kita dari keburukan itu semua adalah meningkatkan ketakwaan kepada Allah dan mencari teman yang baik-baik. Kita harus sadar bahwa kita punya potensi yang luar biasa. Jangen sampe terbuang sia-sia karena pengaruh negative dari temen ato lingkungan.

Kalo dulu tokoh kita pernah bilang, “beri saya sepuluh pemuda, ntar saya guncangkan dunia”. Beliau sadar dengan potensi yang dimiliki pemuda. Tapi kalo sekarang kata-katanya udah beda, “kasi saya satu pemuda, pusing bukan main saya jadinya.” Ya ampun, nggak gitu juga kale.

Selain punya potensi bagus, kita juga harus sadar bahwa ilmu yang kita punya masih sedikit. Semangat yang ngefull harus disupport dengan ilmu yang powerfull. Jangan sampe cuman modal semangat doang. Kan sayang tenaganya nggak efektif. Yuk terus belajar dan ngelakuin hal hal yang bermanfaat. Kita bisa minta arahan, bimbingan, pencerahan, dan bantuan dari para tokoh perubahan dalam segala bidang kebaikan.

Penyusun : Muhammad Abu Rivai
Artikel : muslimplus.net

Pengen dapet tulisan kece, remaja banget, dan bikin hati sejuk? Yuk gabung bersama kami di BBM 57705B89 atau WA 082284224158 (Ketik NAMA_GABUNG)

Muslim Plus, Media Muslim Muda Indonesia