Berpegang teguh dengan tali dan cahaya syariat merupakan satu-satunya jalan untuk menghantarkan manusia menjadi semulia-mulianya makhluk. Punya kedudukan yang tinggi, berada di tempat tertinggi, dengan sajian terbaik, dan balasan terbaik, bersama bidadari yang terjaga kesuciannya, mengalir di bawahnya sungai yang indah, sungguh balasan bagi orang yang menjaga dirinya dalam ketaatan kepada Alla Taala.
Berpegang pada Quran dan Sunnah ibarat menggenggam bara api atau bahkan lebih panas lagi. Orang-orang yang tidak suka Islam akan senantiasa menebarkan paku-paku tajam di jalanan. Bagaimanapun perang antara haq dan yang batil akan terus terjadi hingga akhir zaman. Tiada jalan yang selamat, kecuali dengan dua hal tersebut. Siapa yang mencari jalan kebenaran, maka carilah pada Quran dan Sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
Sunnah terkadang salah dipahami oleh sebagaian orang tatkala konteks pembicaraan kita terkait dengan menjalankan syariat. Makna Sunnah adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasul, baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan, sifat fisik atau sifat perangainya. Secara etimologi, sunnah berarti jalan. “Hendaklah kalian berpegan teguh kepada sunnahku dan sunnah para khulafa rasyidin yang mendapat petunjuk, pegang teguhlah dan gigitlah ia dengan gigi geraham” (HR. Abu Dawud: 4607). Namun, kita dengar kata-kata sunnah, adalah trik seseorang untuk menghindari suatu aktivitas ibadah, “wah, ini kan hanya sunnah, gak berdosa kalo gak dikerjakan…”,
Mengikuti sunnah Nabi terlebih bagi seorang pemuda yang dikungkung dengan lingkungan yang serba-serbinya jauh dari Islam, memang menjadi tantangan iman yang tidak bisa diremehkan. Hati yang bersih bisa terkotori, lisan yang terjaga pun menjadi lancang, pikiran yang jernih pun menjadi keruh, hingga sampai-sampai tubuh menjelma menjadi sosok yang tak lagi mengenal agama. Semakin jauh.
Ikutilah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Penyusun : Radikal Yuda Utama
Artikel: www.muslimplus.net