Banyak-banyak memberi akan menghilangkan sifat kikir yang ada pada diri kita. Membuat hati kita lebih senang. Bahkan seseorang berkata, “bahkan saya lebih bahagia ketimbang orang yang saya beri…”. Demikianlah, tatkala harapan dari sedekah tersebut hanyalah ridho Allah Taala maka Allah akan turunkan ketenangan kepada orang yang senang memberi.
Dalam memberi sedekah, kita memang dianjurkan untuk memprioritaskan kepada orang-orang yang tepat. Karena apalah arti menyedekahkan segelas air ke tengah lautan, atau apalah arti membuang debu ke tengah padang pasir yang luas. Hal tersebut tidak akan memberi warna.
Namun, dalam hal sedekah. kita tidak mengenal kata ‘salah sasaran’, kepada siapaun kita bersedekah hal tersebut punya nilai disisi Allah Taala. Mungkin dalam paradigma kita, bersedekah kepada orang kaya itu merupakan hal yang sia-sia. Hal tersebut belum tentu, karena bisa jadi hal tersebut menyadarkannya, sehingga yang pada awalnya ia seorang yang kikir, setelah hal tersebt ia menjadi seorang yang dermawan.
Demikian pula Hadits tentang seorang laki-laki yang memberi sedekah pada laki-laki lain di malam hari, dan ternyata laki-laki yang disedekahi tersebut adalah seorang pencuri. Maka, semua orang pun membicarakannya. Karena bagaimana mungkin seseorang berbuat baik kepada seseorang yang tidak layak atas hal tersebut. Kemudian ia bersedekah untuk kedua kalinya kepada seorang wanita, dan ternyata tanpa ia duga wanita tersebut adalah seorang pezina (pelacur). Semua orang pun membicarakannya. Maka, untuk kesekian kalinya ia bersedekah kepada seorang pelacur. Ketika ia tidur, datang seseorang di dalam mimpinya seraya berkata,
“Sedekahmu kepada seorang pencuri, mudah-mudahan dapat menjauhkan (menyadarkan) si pencuri dari perbuatannya. Adapun sedekahmu kepada seorang pelacur, mudah-mudahan dapat menjauhkan (menyadarkan) si pelacur dari perbuatannya” [Hadits Shahih diriwayatkan oleh Al-Bukhari (1/359-361), Muslim (3/89)]
Maka, bersedekahlah. Berikanlah. Menjadi tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Jangan selalu menjadi konsumen, tapi jadilah investor. Mulai dari hal kecil, apakah itu memberi permen atau sebutir kurma untuk rekan kita.
Penyusun : Radikal Yuda Utama
Artikel : www.muslimplus.net