Kata orang, “tak kenal maka tak sayang – tak sayang maka tak rindu – tak rindu maka tak ingin bertemu”. Ada juga yang berkata, “hidup tanpa cinta ibarat taman tak berbunga”. Setuju kan?

Kata “kenal”, “benci” dan “cinta” ibarat tiga saudara pada sebuah jiwa. Ketiganya saling terkait dan tidak terpisahkan. Benih cinta akan bersemi kala kita mulai MENGENAL sesuatu; manfaat, kebaikan, kecantikan, kekayaan, kedudukan dan hal menarik lainya. Sebaliknya, rasa benci akan menguasai kala diri tak banyak mengenal.

Ketika cinta kepada seseorang, kita selalu ingin bersamanya, dekat dengannya, membahagiakannya dan berkorban untuknya. Kita juga berusaha mencari tahu kesukaannya; warna, makanan, olahraga, pakaian, sepatu, tas, dan yang lainnya.

Dengan cinta, semua penderitaan terasa ringan dan pengorbanan adalah pilihan. Lihatlah ayah dan ibu kita! Rasa kantuk, lapar, dan lelah tak pernah mereka hiraukan. Mereka berjuang dan terus berjuang demi kebahagiaan buah hatinya. Itulah cinta orang tua kepada anak. Cinta yang berasal dari hati dan diiringi oleh pengorbanan diri.

Kita kembali kepada ungkapan, “tak kenal, maka tak sayang”. Sebelum berkenalan dengan hati, ada hal yang perlu kita cermati,

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً ، إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ ، فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging; apabila baik, maka baik pula seluruh tubuhnya dan apabila rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah HATI.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Benar kata Rasul, ternyata hati adalah raja dalam sebuah jiwa. Ketika raja dirundung nestapa, seluruh kerajaan pun turut berduka. Saat raja bermurung durja, seluruh kerajaan pun ikut merana. Bersambung Insyaallah ke part 2.

Rabu 7 Oktober 2015
Penulis : Muhammad Abu Rivai