Setidaknya ada tiga hal yang hendaknya dibangun oleh generasi muda potensial seperti anda. Tiga hal yang tak ubahnya ibarat peluru yang hendak dibawa berperang. Sangar ya! Poin-poin berikut ini saya sarikan dari sumber yang lain. Tiga hal tersebut adalah kompetensi, profesionalisme dan kontribusi..

The first terms…

kompetensi = know –what and how

fondasi dari setiap langkah kehidupan hanya satu : pengetahuan (ilmu). Ilmu yang dipelajari, lalu diamalkan sehingga memberi kemanfaatan buat kemashlahtan orang banyak. Kecakapan akan  ilmu merupakan pintu otomatis yang akan melahirkan manusia kompeten. Memilki kompetensi yang spesialis dibidangnya. Maka, seharusnya saat seseorang mampu untuk meraup keuntungan sebesar-sebasarnya dari berbagai sumber ilmu yang dapat ia tampung, kemudian dijahit di pikiran, dan dicerna oleh jiwa, adalah hal pokok bagi seseorang dalam mengambil arah kehidupan pribadinya. Dan kebutuhan akan ilmu ini, akan kian mendesak bagi seorang yang nantinya bercita menjadi seorang public figure. Karena kemutlakan untuk memiliki kompetensi adalah ibarat lubang yang harus ditambal. Contoh simplenya saat anda berkendara, setitik jarum yang bocor pada ban kendaraan lama-kelaman akan membuat perjalanan anda terhenti. Meski, awalnya hanya setitik jarum. Oleh karena itu, setiap kebocoran dari kebodohan juga harus ditambal dengan ilmu. Tidak ada jalan lain. Understand your course and build the competencies…

Then.. masih tentang kompetensi dan ilmu. Nah, sumber-sumber ilmu yang dapat memenuhi lobang-lobang kosong pribadi seseorang, bukan mutlak tersaji dari buku, itu suatu hal yang tidak benar, tapi jadikan guru anda semua hal,  baik itu pengalaman, teman, masyarakat, untukj membangun sebuah pandangan yang lurus, ketajaman bernalar , kemampuan memprediksi, kemampuan bersosial dan menjaring relasi, kemampuan untuk memengaruhi orang untuk bersama-sama menjadi kekuatan dalam mewujudkan ide sebelumnya yang telah kita canangkan. Ada juga yang mengkualifikasikan riil dari baiknya kompetensi seseorang itu ialah mencakup tiga hal yang sangat familir di telinga kita: IQ, EQ, dan SQ.

Tapi apapun itu, indikator yang digunakan untuk mengukur kompetensi sekaligus mengevaluasi kompetensi tergantung pada kapasitasnya dan bidang yang digelutinya. Misalnya , ukuran kapasitas IQ, EQ, dan SQ bagi seorang sarjana. Tentu, dengan nilai IPK yang baik, kapasitas skill yang mumpuni, sekaligus ketaatan pada norma-norma agama yang pada hakikatnya menjadi pagar agar senantiasa berada pada jalan yang benar.

The second terms…

Professional = learn to do

Nilai lain yang harus dan seharusnya tersemat di dada anda, sebagai generasi yang digadang-gadang menjadi pemimpin bangsa Indonesia emas 10 atau 20 tahun mendatang ialah sikap profesional. Kompetensi yang mumpuni wajib dibarengi dengan profesional. Hal ini akan mengoptimalkan output yang dilakukan. Tidak sulit untuk menjawab kenapa harus menjadi manusia profesional? Sederhana saja, seseorang seseorang yang cerdas, kalau nggak belajar, gimana jadinya? yang punya kompetensi baik, jika tidak disiplin, tidak punya segala prioritas, segalanya mau dilakukan, tidak mau bekerja keras, tidak bisa melihat peluang. Bagiamana jadinya? Saat kompetensi bertemu kesempatan itulah namanya antisipasi momentum. Kita tidak tahu kapan peluang dan celah-celah untuk berhasil itu kapan menghampiri, kesempatan accapkali hadir diluar perkiraan dan bersifat tiba-tiba. Ibarat kendaraan yang kita tunggangi untuk sampai pada tujuan. Misalnya akan pergi ke Pekanbaru, maka kendaraan, minyaknya harus tersedia, keadaan mesinnya baik, tekanan ban sesuai, tidak kurang dan tidak lebih, gigi dan rantai kondisi siap dan pengemudinya terampil. Jika sudah demikian, pekanbaru hanya tinggal menunggu, InsyaAllah sampai.

Dalam realita, sikap profesional juga bisa terlihat tatkala anda mau bekerja lebih keras dalam sebuah tim, tidak kenal lelah sebelum kewajiban ditunaikan, skala prioritas yang tepat, perhitungan dan bisa memperkirakan kondisi dan peluang, dan lain sebagainya. Barengi kompetensi yang kita bangun dengan profesionalitas kerja yang tinggi.

The last…

Kontribusi =  action

Kontribusi adalah akhir dari segala tahapan tersebut. Ini adalah puncaknya ilmu pengetahuan dan profesionalitas kerja.  Kontribusi dalam artian nyatanya yaitu mengimplementasikan segala ilmu dan wawasan yang dibalut profesionalitas tinggi agar berguna dan bernilai manfaat bagi orang lain dan masyarakat. Kontribusi dari keilmuan teknik yang kita punya, barangkali dalam nilai kontribusi akan berupa teknologi mesin atau alat listrik yang kita ciptakan agar petani lebih cepat menggarap lahan, elektronik yang membuat pedagang tidak lagi susah-susah menghitung setiap pengluaran dan pendapatannya dan sebagainya. Bila keilmuan kita adalah medikal, maka kontribusinya bisa berupa rumah sakit atau unit kesehatan masyarakat. That’s the point

Karena ilmu itu ada, tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memberikan kesejahteraan bagi manusia. Di lahan kontribusi ini akan terlihat antara manusia yang pintar dan cerdas. Mana yang punya ilmu bermanfaat bagi orang lain dan mana yang punya investasi ilmu untuk pribadinya saja. Bisa jadi, mahasiswa terbaik saat di kelas, malah menjadi sampah. Kenapa? Karena hidupnya hanya untuk hidupnya. Situasi akan menjadi sangat berbeda dengan di kelas. Bisa saja mahasiswa terbaik teknik misalnya, saat akan membangun sebuah gedung perkantoran menghadapi masalah yang lebih berat ketimbang perhitungan semen, perancangan bentuk bangunan dsb. Membangun gedung sekarang bukan sekedar membangun gedung, tapi bagaimana membangun kepercayaan masyarakat setempat, bagaimana mengambil hati mereka, bagaimana proyek tersebut diterima dan tetap memberi manfaat bagi masyarakat lokal, atau bagaimana mengatasi protes dan kemarahan masyarakat yang menolak proyek tersebut. Maka mereka-mereka yang cerdaslah yang mampu melewati ini. Cerdas bukan dalam arti mencurangi, tapi dalam arti yang sebenarnya. Sehingga impementasi keilmuan tadi bukan sekedar pada bangunan yang megah, tapi etika dan relasi yang santun.

Penyusun : Radikal Yuda Utama

Artikel : www.muslimplus.net

@ disempurnakan di Pogung Dalangan, 17 Agustus 2015