Dayasaing (competitiveness) punya banyak arti. Jika anda seorang mahasiswa, maka dayasaing anda adalah performa akademik dan non akademik anda. Jika anda pengusaha, maka dayasaing adalah tatakelola perusahaan untuk menelurkan profit. Seberapa baik dayasaing tersebut itu terbangun, maka segitu pula kadar feedback yang didapat.
Tentang dayasaing, merupakan suatu istiilah yang menggiring imajinasi kita kepada suatu gambaran pertempuran dan persaingan. Saling serang. Menumpahkan darah. Ada yang menang dan ada yang kalah. Ada yang bertahan dan ada pula yang tumbang. Satu mengungguli yang lainnya. Pemahaman seperti ini tidaklah salah. Makanya, dayasaing sendiri sering dikaitkan dengan keunggulan bersaing atau comparative advantage.
Dayasaing yang dipandang sebagai comparative advantage merupakan acuan dasar dalam mengupgrade proses dari suatu industry (Chang, H-J. and Lin, J. , 2009). Betapa tidak? Karena hanya dengan mengoptimalkan kelebihan tersebutlah suatu industry mampu bersaing dan bertahan. Semangat nasionalisme tak akan mampu membendung kekuatan pasar. Oleh karena itu, dayasaing adalah kata kunci untuk permasalahan tersebut. Sejauhmana anda dapat mengoptimalkan comparative advantage untuk merespon berbagai isu yang ada, kemudian merumuskan suatu solusi yang tepat.
Comparative advantage sejatinya satu dari dua tipe competitive advantage, selain dari differential advantage. Sederhananya, comparative advantage sebagaimana kita singgung di atas, yaitu bagaimana kemampuan perusahaan untuk menjual produk dengan lebih baik dari segi harga. Misalnya dua apel dengan kualitas sama, A dihargai dua ribu rupiah, B tiga ribu rupiah. Maka, A memliki comparative advantage dibanding B. sedangkan differential advantage, ibarat dua apel dengan harga sama, A besar dan segar. B kecil dan keriput. Maka A unggul ketimbang B. Oleh karena itu, comparative juga sering disebut dengan cost advantage. Sedangkan differential advantage disebut produk differensiasi (Investopedia, 2015)
Penyusun : Radikal Yuda Utama
Artikel : www.muslimplus.net
21 Agustus 2015 @library UGM
References
Chang, H-J. and Lin, J. . (2009). ‘Should industrial policy in developing countries conform to comparative advantage or defy it?’. Development Policy Review, 27(5).
Hatzichronoglou, T. (1996). Globalisation and Competitiveness: Relevant Indicators’. OECD Publishing: OECD Science, Technology and Industry Working Papers, 1996/05.
Investopedia. (2015, Agustus 21). Investopedia. Retrieved from Investopedia.com: http://www.investopedia.com/terms/c/competitive_advantage.asp
Kemenperin. (2013). Mengukur Kesiapan Industri Nasional Jelang AEC 2015, Media Industri No.02.2013. Jakarta: Kementerian Perindustrian RI.